Gubernur Jatim 2009-2019 Soekarwo Resmi Jadi Tim Dosen UNAIR

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Gubernur Jawa Timur tahun 2009-2019 Dr. H. Soekarwo saat memberi kuliah tamu di FEB UNAIR, Kamis (2/4). (Foto: Nabila Amelia)

UNAIR NEWS – Gubernur Jawa Timur tahun 2009-2019 Dr. H. Soekarwo resmi menjadi bagian dari tim dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga. Fokus mata kuliah yang diampu adalah Teori Ekonomi Makro pada Program Studi Magister Ilmu Ekonomi. Sehingga ke depan Pakdhe Karwo, sapaan karibnya, akan terlibat dalam beberapa kegiatan pembelajaran.

Kamis pagi (2/5/19) menjadi kesempatan kedua bagi Pakde Karwo untuk mengisi kuliah umum yang bertempat di Aula Tirtodiningrat Notonagoro FEB UNAIR. Beberapa mahasiswa lintas jenjang serta dosen turut hadir dalam acara tersebut. Antara lain, Dr. Wisnu Wibowo, SE., M.Si., dan Prof. Dr. Bambang Tjahjadi, SE., MBA., AK.

Dalam pertemuan tersebut, Pakde Karwo mengangkat topik mengenai Kebijakan Stabilisasi Ekonomi: Strategi Menjaga Momentum Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Dunia. Salah satu hal penting yang dibahas yakni terkait strategi dalam menstabilkan ekonomi terutama dari sisi implementasinya.

Perlu Perhatian Soal Pertanian

Pakde Karwo memberi contoh dari sektor pertanian. Sebagai tulang punggung perekonomian Jawa Timur, perlu adanya perhatian lebih di bidang ini. Sebab, kontribusinya besar dan menyerap tenaga kerja di pedesaan yang notabene merupakan kantong-kantong kemiskinan. Sayang, nilai tambah pada sektor ini belum optimal.

“Untuk menciptakan nilai tambah di bidang pertanian dan meningkatkan kesejahteraan petani, kita menggunakan konsep agro-maritim hulu hilir. Jadi petani bukan hanya sebagai penggarap tetapi juga terlibat aktif dalam produksi,” tuturnya.

Dengan harapan agar para petani dapat lebih mengetahui seputar teknik marketing, menjual produk dengan baik dan memiliki nilai tambah yang tinggi. Ini merupakan upaya membantu petani dalam menciptakan nilai tambah yang berdampak bagi pendapatan.

“Petani biasanya fokus untuk menghasilkan yang sebesar-besarnya. Padahal itu semua akan bermakna ekonomi kalau produk itu bisa dijual. Untuk menjual itu semua, petani harus memiliki intelligent marketing. Pasar itu maunya seperti apa sih? Harus dikemas seperti apa sih? Kita lemah di sana,” imbuh peraih doktor honoris causa dari UNAIR itu.

Dr. H. Soekarwo (tengah) diapit Dr. Wisnu Wibowo, SE., M.Si., (batik biru) dan Prof. Bambang Tjahjadi, SE., MBA., Ak., (membawa tongkat) saat mengisi kuliah umum di Aula Tirtodiningrat Notonagoro FEB UNAIR pada Kamis (2/5/19). (Foto: Nabila Amelia)

Dr. Wisnu selaku KPS Prodi Magister Ilmu Ekonomi—saat ditemui pasca acara—menambahkan bahwa pola yang seperti itu harus diubah. Petani harus mulai mengerti tentang penjualan dan standardisasi produk agar hasilnya dapat dipasarkan dimanapun.

“Bertani bukan sekedar bisnis as usual. Harus lebih cerdas dengan mengembangkan konsep industri tersier dan sekunder. Bukan hanya dijual mentah,” ujarnya.

Untuk itu, perlu adanya penyuluhan secara berjenjang dari institusi pemerintah beserta lembaga-lembaga terkait hingga elemen-elemen terkecil seperti Gabungan Kelompok Petani (Gapoktan) dan kelompok petani. Tujuannya untuk menumbuhkan spirit petani.

“Hambatan pada petani tentu modal. Tapi kita mencoba mengubah mindset pada petani bahwa modal masih bisa diupayakan,” tegas Dr. Wisnu.

Soal suntikan modal dari pemerintah, Pakde Karwo juga menerangkan seputar JATIMNOMICs. Dalam konsep agro-maritim hulu hilir, pemerintah juga melibatkan perbankan yang memiliki misi terhadap ekonomi pedesaan seperti Bank Jawa Timur (JATIM), Bank UMKM serta Jamkrida untuk memberikan jaminan kredit pada petani. (*)

Penulis : Nabila Amelia

Editor    : Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).