Kisah 1001 Malam dalam Pentas Ludruk Milenial

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Mahasiswa Magister Manajemen UNAIR Angkatan 51AP menampilkan kisah Aladdin dalam pentas Ludruk Goes Millenial 2019. (Foto : Zanna Afia Deswari)

UNAIR NEWS – Magister Manajemen (MM) Angkatan 51AP Universitas Airlangga (UNAIR) menggelar pertunjukan bertajuk Ludruk Goes Millenials : “Aladdin Negeri 1001 Malam di Surabaya” pada Minggu pagi (28/4/2019). Pementasan yang merupakan hasil kolaborasi MM UNAIR bersama Sanggar Irama Budaya Sinar Nusantara tersebut berlangsung di Aula Fadjar Notonagoro Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNAIR.

Uniknya, ludruk yang biasanya identik dengan cerita rakyat tradisional, kali ini dikemas dengan gaya baru. Yakni menggabungkan kosep film dan ludruk dalam sebuah pementasan. Sebelum pemain unjuk kebolehan, penonton disuguhi sebuah film pendek yang akan berhubungan dengan alur cerita di atas panggung.

Pentas yang disutradarai oleh Dr. Gancar bersama seniman ludruk Jawa Timur, Meimura, tersebut membawakan salah satu cerita dalam kisah 1001 malam, yakni Aladdin dan lampu ajaib. Meski menampilkan tentang dongeng Aladdin, para pemain tetap beradu peran menggunakan bahasa Jawa khas Suroboyoan lengkap dengan kostum pakaian Timur Tengah.

Dunia dalam Satu Ujung Jari

Cerita bermula dari Aladdin yang tak sengaja menemukan sebuah lampu kuno di tengah gurun. Karena penasaran, ia pun membawa pulang lampu itu dan menunjukkan kepada teman-temannya. Saat dirinya mengusap benda tersebut, tiba-tiba muncul dua jin yang mengaku terkurung selama ratusan tahun dalam lampu itu.

Sebagai ungkapan terimakasih, jin kemudian memberikan kesempatan kepada Aladdin untuk meminta permohonan. Aladdin kemudian meminta jin untuk membuat Jasmine, perempuan yang disukainya, agar jatuh cinta padanya. Permohonan Aladdin pun terkabul.

Namun rupanya, hal itu diketahui oleh Jafar Suthanos, saudagar kaya yang membenci Aladdin dan juga mencintai Jasmine. Jafar kemudian berupaya merebut lampu ajaib Aladdin dan meminta permohonan kepada jin agar merubah perasaan Jasmine untuk melupakan Aladdin dan berubah mencintai Jafar.

Setelah melalui pertarungan sengit, Jafar berhasil merebut lampu ajaib dan Jasmine menjadi miliknya. Menyadari kesalahan dan kekalahannya, Aladdin kemudian menemui pamannya untuk meminta bantuan. Ia mengaku menyesal karena telah menempuh jalan yang salah untuk mewujudkan keinginannya, yaitu meminta bantuan makhluk ghaib. Berkat petuah dari sang paman, Aladdin bertekad untuk menyelamatkan Jasmine dari sihir Jafar.

Jalan Instan dan Cepat

Kisah tersebut tak lain merupakan representasi dari kondisi generasi muda zaman sekarang. Di mana segala kebutuhan begitu mudah terpenuhi sebab kecanggihan teknologi. Sehingga tak jarang, banyak anak-anak muda lebih memilih jalan serba instan dan cepat untuk mewujudkan keinginannya.

“Kami mencanangkan negeri 1001 malam ini karena kami melihat untuk ke depannya, seiring perkembangan zaman semuanya bisa diselesaikan hanya melalui satu ujung jari,” ungkap Abi, selaku ketua panitia.

Mahasiswa Magister Manajemen UNAIR Angkatan 51AP menampilkan kisah Aladdin dalam pentas Ludruk Goes Millenial 2019. (Foto : Zanna Afia Deswari)

“Seperti makanan bisa datang, acara bisa diselenggarakan, kita bisa pergi ke mana saja. Nah, dengan adanya Aladdin ini saya ingin memberi pesan bahwa tidak semuanya itu bisa instan, segala sesuatu membutuhkan usaha untuk mewujudkannya,” imbuhnya.

Sebagai bagian dari generasi muda, Abi berharap, ke depan seni ludruk tetap bisa mempertahankan ekistensinya di tengah gempuran budaya post-modern di Indonesia.

“Kita di sini sepemahaman bahwa ludruk sebagai budaya asli Surabaya ini patut untuk kita lestarikan. Saya harap di waktu-waktu selanjutnya lebih banyak acara ludruk yang akan lahir seiring dengan perkembangan zaman dan bisa bersaing dengan acara seni yang lain,” pungkasnya.

Selain menghadirkan penampilan ludruk yang dimainkan oleh mahasiswa Magister Manajemen dan aktor Sanggar Irama Budaya Sinar, acara ini juga mengundang Cak Kartolo sebagai bintang tamu. (*)

Penulis : Zanna Afia Deswari

Editor : Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).