Perkembangan Transportasi Massal Indonesia Lamban, Begini Solusi Dosen Sejarah UNAIR

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Purnawan Basundoro, dosen Ilmu Sejarah FIB UNAIR. (Dok. Pribadi)

UNAIR NEWS – Setiap tanggal 24 April diperingati sebagai Hari Angkutan atau Transportasi Nasional. Masyarakat Indonesia hampir seluruhnya mengandalkan transportasi umum untuk bepergian.

Perihal itu, dosen ilmu sejarah Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (UNAIR) Dr. Purnawan Basundoro S.S., M. Hum., memberikan gagasan tentang penataan transportasi di Indonesia.

Purnawan, sapaan karibnya, baru saja menerbitkan buku yang berjudul Arkeologi Transportasi: Perspektif Ekonomi dan Kewilayahan Karesidenan Banyumas 1830-1940an.

Menurut Purnawan, peringatan Hari Transportasi Nasional dapat menjadi refleksi penataan sistem transportasi secara menyeluruh. Indonesia sudah lama tidak menata sistem transportasi dengan beberapa pertimbangan penting.

“Sistem transportasi di Indonesia saya kira perkembangan cukup lambat,” ungkapnya. “Dengan contoh misalnya perkembangan jalan di Indonesia cukup lambat,” tambahnya.

Menurut Purnawan, ada beberapa faktor yang mendorong lambannya sistem transportasi di Indonesia. Salah satunya adalah liberalisasi kendaraan pribadi yang semakin masif saat ini. Kemudahan dalam membeli kendaraan pribadi mengakibatkan ledakan kendaraan pribadi menguasai jalanan. Jika tidak ada perhatian dari pemerintah, maka Indonesia pada masa yang akan datang mengalami kemacetan cukup parah.

“Kendaraan roda dua adalah salah satu moda transportasi yang mudah untuk dimiliki setiap individu saat ini,” ungkapnya. “Sepuluh tahun kemudian jika tidak ada antisispasi dari pemerintah, maka akan ada kekacauan dalam sistem transportasi Indonesia,” tambahnya.

Kendaraan umum saat ini sudah mulai ditinggalkan oleh masyarakat karena kemudahan dalam membeli kendaraan pribadi. Pemerintah dalam hal ini seharusnya mampu mengeluarkan sebuah kebijakan baru terkait sistem transportasi terutama dalam kepemilikan kendaraan bermotor.

Purnawan juga mengungkapkan bahwa Indonesia yang sudah memiliki Moda Raya Terpadu (MRT) di Jakarta dapat dikatakan sebuah kemajuan. Akan tetapi, di sisi lain juga harus ada kebijakan seperti pengurangan kendaraan pribadi di jalan raya.

Pembangunan infrastruktur seperti jalan tol yang saat ini banyak dibangun mampu mendorong pengurangan kemacetan. Akan tetapi belum memberikan dampak baik karena tarif penggunaan jalan tol masih mahal.

Purnawan juga mengungkapan bahwa harus ada kebijakan terhadap masyarakat untuk mendorong menggunakan angkutan massal. Dorongan kepada masyarakat menggunakan transportasi umum juga harus ada keseimbangan dengan jumlah angkutan.

“Pemerintah harusnya tegas dalam penataan transportasi umum terutama masalah subsidi bahan bakar,” ungkapnya. “Kalau bisa beri subsidi lebih terhadap BBM untuk angkutan umum dan mahalkan saja untuk angkutan pribadi demi menciptakan masyarakat nyaman menggunakan transportasi umum,” pungkasnya. (*)

Penulis: Aditya Novrian

Editor: Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).