Kearsipan Perlu Segera Merespons Kemajuan Teknologi dengan Paperless

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Konferensi internasional arsip bertajuk International Conference on Archives Social Science, Humanities and Education (ICoASHE) 2019 di Universitas Airlangga resmi ditutup pada Selasa (23/4/2019). Diinisiasi oleh Perkumpulan Arsip Perguruan Tinggi Indonesia (PAPTI) bekerja sama dengan UNAIR, konferensi itu menjadi wujud keseriusan perguruan tinggi dalam mengelola arsip.

Dr. Purnawan Basundoro S.S., M.Hum., selaku direktur Sumber Daya Manusia mewakili rektor UNAIR menutup konferensi itu. Dalam sambutannya, Dr Purnawan menyampaikan pentingnya arsip sebagai bagian dari kemajuan yang akan disongsong ke depan.

Selain itu, dunia kearsipan mesti memandang teknologi dan kemajuan sebagai bagian dari arah kebijakan ke depan. Beragam fitur teknologi bisa dimanfaatkan dalam konteks kepentingan arsip bagi perguruan tinggi. Arsip-arsip yang bersifat paperless, misalnya.

”Kita juga harus siap di dalam perubahan teknologi yang sekarang kita sebut sebagai revolusi 4.0. Ini semua harus siap ke sana,” ujarnya.

”Karena, tidak bisa tidak. Perubahan zaman mengarah ke arah sana (teknologi, Red),” imbuhnya.

Dalam kesempatan itu pula, Dr Purnawan menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat. Terutama menyampaikan selamat kepada insan-insan kearsipan perguruan tinggi atas terselengaranya konferensi internasional ICoASHE dengan sukses.

”Semoga hasil-hasil seminar ini, pertama, makalah-makalah hasil seminar bisa diterbitkan. Sehingga, masyarakat bisa mengakses hasil-hasil itu (konferensi),” katanya.

”Dengan begitu, hasil-hasil seminar semacam itu bisa benar-benar bermanfaat bagi segenap masyarakat. Khususnya pelaku-pelaku kearsipan. Terutama untuk kemajuan ilmu pengetahuan,” tambahnya.

Selama ini, sebut Dr. Purnawan, banyak masyarakat menganggap arsip hanya sebatas pada dokumen-dokumen lama. Problem selanjutnya adalah arsip belum dianggap sebagai sebuah ilmu.

”Karena itu, melalui konferensi itu, diharapkan masyarakat juga menjadi paham bahwa arsip itu juga sebuah pengetahuan. Terbukti, ada sejumlah perguruan tinggi yang membuka jurusan kearsipan. Baik terkait dengan hal-hal yang bersifat praktis maupun yang bersifat pengetahuan dan keilmuan,” sebutnya.

Dr. Purnawan menambahkan, kearsipan harus mampu terus berkembang ke depan. Misalnya, dalam hal memproduksi arsip. Perubahan sangat perlu dilakukan. Dari arsip yang berbentuk kertas menjadi yang bersifat digital atau paperless.

”Sebab, tanpa disadari hal itu telah kita lakukan. Misalnya, dalam bentuk percakapan-percakapan dalam WA (Whatshap, Red) dan Facebook. Ini sebagai bentuk kerasipan perorangan,” katanya.

Dalam hal institusi, lanjut Dr Purnawan, arsip-arsip juga terus ada. Karena itu, hal-hal semacam itu juga harus terus dicermati oleh insan-insan arsip untuk dapat mengelola arsip dengan sangat baik.

”Dan, kita sebagai insan kearsipan juga sudah merespons perubahan-perubahan itu. Diharapkan perubahan-perubahan itu kian memantabkan gebrakan kemajuan kearsipan di perguruan tinggi,” tuturnya.

Perlu diketahui, kongres yang ke-3 PAPTI digelar di UNAIR selama tiga hari. Dimulai

sejak Minggu (21/4/19) hingga Selasa (23/4/19). Hadir sejumlah pembicara. Di antaranya, Prof. Dr. H. Nandang Alamsah Deliarnoor, S.H, M.Hum, Dr. Mustari Irawan, MPA, Drs. Syafruddin, M.Si, Jessica Yeo, Zawiyah Mohammad Yusof, Prof.Dr, Hu Chieh-Chien, Ir. Anon Mirmani, S.IP, MIM-Arch/Rec, serta Dr. Andi Kasman M, S.E., M.M. (*)

Penulis: Feri Fenoria Rifa’I

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).