Sebanyak 120 Mahasiswa UNAIR Diterjunkan Bantu Atasi Masalah Kesehatan di Surabaya

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
PESERTA Lokakarya KKN IPE mendengarkan pengarahan dari sekretaris LPPM. (Foto: Aditya)

UNAIR NEWS Universitas Airlangga pada Jumat (12/4/2019) menggelar acara lokakarya Kuliah Kerja Nyata (KKN) Inter-Professional Education (IPE). KKN IPE yang dirancang oleh Lembaga Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat (LPPM) UNAIR bertujuan mengembangkan dunia pendidikan di bidang kesehatan. KKN IPE ini merupakan angkatan pertama di periode KKN-BBM ke-60.

KKN IPE akan dilaksanakan pada 27 April hingga 20 Juli 2019. Untuk mensukseskan KKN ini, UNAIR bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Surabaya.

Lokakarya berlangsung di Ruang Kahuripan 300, Kampus C UNAIR, dibuka langsung oleh Direktur Pendidikan UNAIR Prof. Dr. Bambang Sektiari L., drh., DEA. Prof. Bambang berpesan KKN ini diharapkan mampu menjadi penerapan Revolusi Industri 4.0.

Sasaran program dari KKN IPE adalah penanganan HIV/AIDS, DBD, dan tanggap bencana di Kota Surabaya. Kepala Seksi SDMK Dinkes Kota Surabaya Hariyanto, SKM., M. Si., mengatakan bahwa perlu adanya bantuan optimalisasi regulator kesehatan di Kota Surabaya.

“Jumlah penduduk Kota Surabaya yang hampir tiga ribu penduduk. Harus ada satu puskesmas dalam satu kecamatan untuk menambah akses kesehatan,” ungkapnya. “Salah satu fokus tempatnya di Kecamatan Sawahan,” tambahnya.

Hariyanto menambahkan, kasus DBD yang ada di Kecamatan Wonokromo, Kecamatan Tambaksari, dan Kecamatan Tandes juga menjadi fokus KKN IPE. Peserta KKN IPE juga bisa mengambil puskesmas jadi sentra data primer dan sekunder. Dana APBD Kota Surabaya yang mencapai 200 miliar untuk kesehatan diharapkan mampu membantu kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan.

KKN IPE juga mampu untuk memberikan sosialisasi kesehatan di puskesmas tiap kecamatan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi rujukan langsung ke Rumah Sakit dr. Soetomo yang overload hingga dua ribu pasien per hari. Harapannya, mampu membantu puskesmas yang memiliki dokter spesialis untuk mengurangi rujukan ke rumah sakit.

Sementara itu, sekretaris LPPM drh. Budiarto, M. Si., mengatakan bahwa jumlah peserta KKN IPE ini sejumlah 120 mahasiswa dari 6 fakultas. Budiarto menyampaikan beberapa harapannya untuk pelaksanaan KKN IPE.

“Saya berharap ilmu yang didapat selama perkuliahan mampu ditularkan ke masyarakat,” ungkapnya. “KKN IPE jangan cuma berhenti di satu program, namun ada program berkelanjutan secara bertahap,” tambahnya.

Budiarto menambahkan, selama KKN berlangsung, ilmu dan kedekatan dengan masyarakat agar mampu ditingkatkan. Rasa empati mahasiswa mampu dikuatkan di masyarakat. Setelah KKN IPE berakhir, diharapkan mahasiswa memberikan solusi manajemen yang tepat bagi masyarakat. Terutama, penanganan kesehatan yang masih menjadi masalah di Kota Surabaya. (*)

Penulis: Aditya Novrian

Editor: Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).