Perluas Mitra Asing, FST UNAIR Lakukan Pertemuan Strategis dengan 10 Perguruan Tinggi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Faculty ambassador FST UNAIR Nurina Fitriani (tengah) sedang melakukan pertemuan dengan delegasi asal KEDGE Business School, Prancis, di Kuala Lumpur Convention Centre, Malaysia. (Foto: Binti Q. Masruroh)

UNAIR NEWS – Meski telah menjalin kerja sama dengan puluhan mitra asing, momen pameran pendidikan skala internasional dimanfaatkan oleh Fakultas Sains dan Teknologi untuk menambah jejaring. Untuk itu, faculty ambassador FST UNAIR turut serta dalam pameran bertajuk Asia-Pacific Association for International Education Conference and Exhibition (APAIE) 2019, yang berlangsung di Kuala Lumpur Convention Center, Malaysia, Selasa-Kamis (26-28/3/2019).

Dalam pameran pendidikan terbesar se Asia-Pasifik itu, faculty ambassador FST UNAIR Dr. Nurina Fitriani., S.T berhasil menjaring setidaknya 10 perguruan tinggi asing yang berpotensi untuk diajak kerja sama.

Sebanyak 10 perguruan tinggi itu antara lain Daffodil International University, National Cheng Kung University, National Taiwan University, Chulalongkorn University, Universiti Sains Islam Malaysia, Universiti Putra Malaysia, King Mongkut’s University of Technology Thonburi, Universiti Tun Hussein Onn Malaysia, Universiti Teknologi Malaysia, dan Kasetsart University.

“Kami membicarakan kerja sama, baik itu exchange student maupun staff. Tidak hanya itu saja, pengembangan kerja sama nantinya akan dilakukan dengan join riset dan join publikasi,” ujar Nurina usai pameran pada Kamis sore (28/3/2019).

Dalam pertemuan strategis itu, salah satu yang menarik adalah tawaran dari pemerintah Kanada untuk bekerja sama dengan tiga fakultas di UNAIR, antara lain fakultas perikanan dan kelautan, fakultas keperawatan, serta fakultas sains dan teknologi.

Dikatakan Nurina bahwa hingga tahun 2019 ini, FST UNAIR telah bekerja sama dengan setidaknya 30 perguruan tinggi dari berbagai negara. Yang sudah berlangsung, kerja sama itu berupa riset dan publikasi bersama, adjunct professor, visiting fellows, dan student exchange. Sebagian besar perguruan tinggi itu berasal dari wilayah di Asia Tenggara, seperti Malaysia, Thailand, dan Myanmar.

Salah satu program internasional FST yang banyak menarik masa adalah program short course yang berlangsung selama dua minggu. Program itu berupa KKN internasional yang kerjasama dengan BEM FST.

“Kami mengundang 20 mahasiswa asing untuk mengikuti program itu (short course, Red). Tahun ini kami akan mengundang mahasiswa dari Universitas Teknology Mara, Malaysia,” ucap Nurina.

Melalui keikutsertaan dalam APAIE ini, Nurina berharap dapat meningkatkan jejaring FST UNAIR dengan semakin banyak mitra asing. Baik di tingkat departemen, fakultas, maupun universitas.

“Menambah jumlah academic peer list, mengaktifkan kembali MoA dan MoU yang sudah kami lakukan. Karena banyak MoU yang sleeping MoU,” terang Nurina.

Nurina juga berharap, usai kegiatan APAIE, segera ada tindak lanjut antara kedua belah pihak. Bisa dimulai dengan mengirim mahasiswa untuk mengikuti student inbound maupun outbound.

Sebagai informasi, dalam pameran pendidikan terbesar se Asia-Pasifik tersebut, UNAIR membuka booth bersama ratusan perguruan tinggi di dunia. Di antaranya dari Malaysia, Australia, Singapura, Korea, Taiwan, Hungaria, Polandia, New Zealand, Switzerland, Spanyol, Hongkong, Thailand, Jepang, Prancis, Jerman, India, Turki, dan Belanda. (*)

Penulis: Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).