Gandeng Indowater CoP, Dosen UNAIR Lakukan Penelitian Mikroplastik di Kali Surabaya

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Koordinatori Penelitian dan dosen UNAIR Nita Citrasari, S.Si., M.T. saat memberikan keterangan di depan awak media. (Foto: Istimewa),
Koordinatori Penelitian dan dosen UNAIR Nita Citrasari, S.Si., M.T. saat memberikan keterangan di depan awak media. (Foto: Istimewa),

UNAIR NEWS – Sebagai tim dengan spesialisasi kajian solid waste management, beberapa dosen Universitas Airlangga melakukan penelitian di beberapa daerah atau lokasi yang hasilnya menunjukkan bahwa ada perubahan komposisi sampah. Tim penelitian dengan koordinator Nita Citrasari, S.Si., M.T., dan dua anggota dosen yakni Dr. Sucipto Hariyanto, DEA., Dwi Ratri Mitha Isnadina, S.T., M.T., dan dua mahasiswa yang sedang menempuh skripsi, Habil Maqdum Faruqi dan Lusya Sevyana Octavia.

Kepada UNAIR NEWS (29/3), koordinator penelitian yang akrab disapa Nita itu mengatakan bahwa limbah sungai memang didominasi oleh sampah organik, tetapi diperingkat kedua adalah plastik. Ia juga menegaskan, ada korelasi dengan hasil penelitian Jambeck pada Tahun 2015, Indonesia berada diperingkat kedua sebagai negara yang menjadi penyumbang sampah di lautan.

“Asumsi kami sampah tersebut juga plastik, mengingat bahwa plastik yang umum digunakan didominasi jenis non-biodegradable atau lama terurai. Hasil penelitian lain, bahwa jika dilakukan landfill mining pada TPA pasif (yang sudah ditutup atau tidak lagi beroperasi, lebih dari 3 tahun, -red) maka kami dapatkan plastik menjadi peringkat tertinggi,” paparnya.

Sampah-sampah yang demikian, lanjutnya, memang sulit untuk dikondisikan sehingga peluang untuk lepas ke lingkungan besar. Secara teori, dikenal adanya mikroplastik sekunder. Plastik berukuran mikro yang berasal dari fragmentasi partikel sampah yang berukuran lebih besar. Plastik tersebut baik mikroplastik maupun makroplastik seringkali masuk ke badan air baik karena faktor manusia, misalnya perilaku membuang sampah ke sungai atau faktor lingkungan, misal terbawa air hujan.

“Dengan demikian di badan air diasumsikan ada mikroplastik. Air merupakan media penyebaran mikroplastik yang baik, karena kegunaan air yang luas. Sebagai air baku air minum, rekreasi, irigasi dan pertanian. Maka penting untuk dilakukan penelitian tentang keberadaan mikroplastik di air. Kali Surabaya merupakan sumber air permukaan terbesar di Surabaya. Oleh karena itu kajian pertama kami dilakukan di sungai tersebut,” jelasnya.

Mengenai tujuan dari penelitian tersebut, ia memaparkan ada dua tujuan penelitian. Baik secara operasional maupun konseptual. Secara operasional, jelasnya, penelitian itu bertujuan untuk mengetahui distribusi mikroplastik di Kali Surabaya. Sedang untuk tujuan konseptual, penelitian itu bertujuan untuk melakukan pemetaan “fate atau pathways” dari mikroplastik. Mulai sumber sampai dengan keberadaannya dalam suatu ekosistem.

“Jadi tahap awal adalah identifikasi jenis dan kelimpahan, berikutnya dapat sampai ke kandungan dan dampaknya terhadap makhluk hidup dan lingkungannya,” tuturnya. “Tahap awal penelitian ini, yang sekarang kami kerjakan. Hasilnya adalah diketahui jenis dan kelimpahannya di Kali Surabaya segmen Kecamatan Wonokromo – Driyorejo,” imbuhnya.

Perihal manfaat penelitian untuk publik, ia menegaskan bahwa penelitian yang dilakukan dengan tim dapat menjadi bahan evaluasi dan introspeksi atau juga pengambilan kebijakan terkait aktivitas reduce, reuse, recycle sampah plastik dengan penekanan aktivitas reduce (pembatasan penggunaan plastik sekali pakai) sebagai bagian dari pengelolaan sampah. Baik sampah rumah tangga, sampah sejenis sampah rumah tangga ataupun sampah dan limbah dari industri. Semuanya merupakan sumber sampah yang potensial.

“Untuk itu, seharusnya ada upaya sinergis dari masyarakat termasuk industri dan pemerintah untuk mengurangi penggunaan plastik. Dan yang terpenting saran bagi pemerintah agar terhadap kebijakan pengelolaan sampah termasuk sampah plastik yang sudah dibuat terus disosialisasikan kemudian dilakukan pendampingan dan pengawasan terhadap implementasinya,” jelasnya. “Bagi masyarakat, kami harap ada perubahan perilaku dalam mengelola sampah terutama sampah plastik. Karena apapun Teknologi yang diterapkan kunci utama adalah perubahan perilaku,” pungkasnya.

Penulis: Nuri Hermawan

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).