Delegasi UNAIR Paparkan Pendidikan Inklusi Indonesia di Kuala Lumpur

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Direktur Eksekutif Airlangga Global Engagement (AGE) Prof Ni Nyoman Tri Puspaningsih dindang mengisi diskusi panel dalam acara 14th Asia-Pacific Association for International Education Conference and Exhibition (APAIE) 2019, yang diselenggarakan di Kuala Lumpur Convention Centre, Malaysia. (Foto: Binti Q. Masruroh)

UNAIR NEWS – Saat ini pendidikan inklusi sedang banyak menjadi perhatian para pemerhati pendidikan dari berbagai belahan dunia. Hal ini menjadi kesadaran bersama bahwa semua manusia, terlepas dari bagaimana kondisi fisiknya, berhak untuk mendapatkan kesempatan pendidikan yang sama dengan rekan yang lain.

Untuk itu, Direktur Eksekutif Airlangga Global Engagement (AGE) Prof Ni Nyoman Tri Puspaningsih dindang mengisi diskusi panel dalam acara 14th Asia-Pacific Association for International Education Conference and Exhibition (APAIE) 2019, yang diselenggarakan di Kuala Lumpur Convention Centre, Malaysia. Diskusi panel yang berlangsung di ruang 308  pada Selasa (26/3/32019) itu mengangkat tema pendidikan inklusi.

Dalam paparannya kepada audiens dari berbagai negara, Prof Nyoman menyebutkan perkembangan pendidikan inklusi di Indonesia, baik dari jenjang sekolah dasar maupun perguruan tinggi.

Diskusi panel pada sore hari itu menghadirkan tiga pembicara. Selain Prof Nyoman, dua pembicara lainnya adalah Dr Sheena Kaur selaku Deputy Director, International Relations Office, University of Malaya; dan Prof Yong Zulina Zubairi selaku Wakil Rektor Bidang Internasionalisasi, University Malaya.

“(Diskusi panel ini, Red) Khusus sharing tentang pendidikan inklusi di Malaysia dan Indonesia. Makanya (presentasi, Red) menampilkan tidak hanya di UNAIR, tapi juga tentang kebijakan publik di Indonesia seperti apa, tentang pendidikan mahasiswa berkebutuhan khusus,” terang Prof Nyoman.

Pada kesempatan itu, tak lupa Prof Nyoman menjelaskan perihal kepedulian UNAIR terhadap mahasiswa berkebutuhan khusus. Salah satunya adalah dengan penerima mahasiswa berkebutuhan khusus untuk mengikuti seleksi bersama masuk perguruan tinggi, dan juga membangun fasilitas kampus yang ramah disabilitas.

Prof Nyoman juga menjelaskan soal pendidikan di Indonesia yang tidak hanya bersifat umum, tapi ada juga pendidikan yang berafiliasi dengan agama. Misalnya dengan kehadiran Universitas Islam Negeri (UIN).

Selain topik disabilitas, ada beragam topik diskusi panel yang diselenggarakan Rabu-Kamis (26-27/3/2019). Antara lain soal perankingan perguruan tinggi, manajemen organisasi, dan banyak topik lainnya yang sedang banyak menjadi perbincangan para akademisi.

Selain Prof Nyoman, pada hari ketiga diskusi panel, panitia acara juga mengundang delegasi UNAIR untuk berbicara soal bidang ilmu yang ia geluti. Delegasi itu adalah Prof Badri Munir Sukoco selaku Ketua Badan Perencanaan dan Pengembangan (BPP) UNAIR. Paka Kamis nanti (28/3/2019) Prof Badri akan banyak bicara soal manajemen organisasi sebagai bidang yang saat ini ia geluti. (*)

Penulis: Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).