Hasbi Ashshidiqqi: Debat Adalah Imunisasi Mental

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Hasbi Ashshiddiqi, Wisudawan Berprestasi Fakultas Vokasi. (Ilustrasi: Feri Fenoria Rifai)

UNAIR NEWS – Kabar gembira baru saja dilayangkan untuk Hasbi Ashshidiqqi, mahasiswa D3 Perpajakan Fakultas Fokasi Universitas Airlangga angkatan 2015. Pasalnya, ia secara resmi dinobatkan sebagai wisudawan berprestasi periode Maret 2019.

Bukan tanpa alasan. Laki-laki yang kerap disapa Hasbi itu memiliki keyakinan bahwa belajar adalah satu-satunya jalan untuk menjemput masa depan yang lebih baik.

“Pisau tajam karena diasah. Layaknya kepandaian juga harus konsisten dikembangkan dengan cara rajin belajar,” tutur Hasbi.

Berkat ketekunan dan kegigihan itu, ia memiliki segudang prestasi membanggakan. Di antaranya berhasil menjuarai berbagai kompetisi debat tingkat nasional di beberapa universitas terkemuka Indonesia, lomba karya tulis ilmiah, Mawapres Fakultas Vokasi 2017, dan menjadi top 5 duta bahasa Provinsi Jatim 2018.

Diungkapkan Hasbi, salah satu pencapaian luar biasa yang pernah didapat ialah manakala dia menjuarai Debat Nasional Gadjah Mada Competition #2 di UGM tahun 2017 lalu. Hal tersebut, imbuhnya, karena pemenang kompetisi debat mendapatkan penghargaan berupa piala presiden Republik Indonesia.

“Untuk Juara I mendapat piala presiden Republik Indonesia, Juara II mendapat piala Kemenristekdikti, Juara III mendapat piala Kemenpora,” lanjutnya.

Di sisi lain, Hasbi mengakui sempat mangkir wisuda tahun 2018 lalu. Hal itu karena Hasbi masih disibukkan dengan kompetisi debat dan karya tulis ilmiah. Barulah ia putuskan untuk mandek mengikuti kompetisi pada saat menginjak semester 7.

Meski begitu, Hasbi tidak bersedih. Menurutnya, selama penundaan tersebut diisi dengan kegiatan yang bermanfaat. Semua tidak akan terbuang sia-sia.

Mengikuti kompetisi debat diibaratkan Hasbi sebagai medan tempur. Di situ, peserta kompetisi dituntut untuk berjuang hingga titik darah penghabisan. Bagai suntikan imunisasi mental, yang mendorong peserta untuk kuat dan terus maju. Selaras dengan lomba karya tulis ilmiah, bagi Hasbi seseorang akan dikenang jika mau menorehkan karya, salah satunya dengan menulis.

“Bermain air basah, bermain air letup, bermain pisau luka. Saya dedikasikan waktu saya untuk mengikuti lomba-lomba. Apapun risikonya akan saya ambil, termasuk molornya waktu kelulusan,” tambah Hasbi.

Terakhir, Hasbi berpesan kepada para mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan untuk selalu menerima kegagalan di setiap proses perjalanan menuju puncak. Karena sejatinya tidak ada keberhasilan tanpa dibarengi kegagalan. (*)

Penulis: Tunjung Senja Widuri

Editor: Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).