Via Telepon Dampingi Anak Belajar saat Ujian

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ita Kusuma Rini, wisudawan terbaik S1 Fakultas Kesehatan Masyarakat. (Ilustrasi: Feri Fenoria Rifai)

UNAIR NEWS – Menjadi Wisudawan Terbaik S1 Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) kian menyempurnakan capaian Ita Kusuma merengkuh gelar sarjananya. Ia mengakhiri kuliah S1-nya dengan IPK (indeks prestasi komulatif) cumlaude, yakni 3.93.

Mengenai resep capaian positifnya itu, Ita mengaku tak memiliki hal yang khusus, tapi hanya tiga hal. Yakni, belajar, belajar, dan belajar. Itulah alasan, Ita aktif keluar dan masuk perpustakaan serta ruang baca fakultas. Tak lain, ia memperdalam materi yang dipelajari di kelas, juga aktif meng-upgrade pengetahuan.

”Saya mahasiswa alih jenjang dan perkuliahannya dilaksanakan siang sampai malam. Jadi, ada cukup waktu pagi, saya berkunjung ke sana (perpustakaan dan ruang baca, Red),” sebutnya.

Saat menjadi mahasiswa dan menempuh pendidikan, cerita Ita, dirinya sempat mengalami kekhawatiran. Ia mengaku sangat berat meninggalkan putra dan putrinya selama seminggu.

”Apalagi jika mereka sedang kurang enak badan atau sedang masa ujian sekolah,” kenangnya.

”Saya juga membantu belajar mereka by phone. Alhamdulillah, meskipun saya tinggal kuliah, prestasi mereka tetap membanggakan,” imbuhnya.

Ita mengangkat judul skripsi Determinan Unmet Need Keluarga Berencana pada Pasangan Usia Subur dengan Penyakit Kronik di Kabupaten Bojonegoro sesuai dengan problem di kota asalnya. Faktanya di Bojonegoro, angka kasus kematian ibu meningkat dari tahun ke tahun. Tepatnya diawali dengan kehamilan dengan penyakit kronik.

”Kehamilan pada Pasangan Usia Subur (PUS) dengan penyakit kronik akan meningkatkan terjadinya morbiditas dan bahkan mortalitas ibu,” katanya.

Salah satu penyebab kehamilan ini, lanjut Ita, adalah tidak terpenuhinya kebutuhan akan KB (unmet need KB). Faktor (determinan) penyebab Unmet Need KB juga banyak. Karena itu, penelitiannya berfokus pada determinan Unmet Need KB, khususnya pada PUS dengan penyakit kronik.

Usai diwisuda, Ita berencana kembali kepada pekerjaan yang ditinggalkannya selama 2.5 tahun  untuk mengamalkan ilmunya. Kepada mahasiswa lain, ia berpesan pandai mengisi waktu dengan hal yang positif.

”Juga berdoa dan selalu tanamkan bahwa saya harus berusaha untuk bisa jadi yang terbaik,” tuturnya. (*)

Penulis: Feri Fenoria Rifai

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).