Majelis Senat Akademik 11 PTN-BH Rembuk Soal Pendidikan Vokasi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
PROF. Dr. Ismunandar menyampaikan materi pengelolaan pendidikan vokasi di sidang Majelis Senat Akademik (MSA), Senin 18 Maret 2019. (Foto: Aditya Novrian)

UNAIR NEWS – Majelis Senat Akademik (MSA) 11 Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH) menggelar sidang gabungan di Universitas Airlangga (UNAIR). Acara tersebut bertempat di Aula Amerta Kampus C UNAIR. Sidang dilangsungkan selama dua hari, yakni 18-19 Maret 2019.

Topik  yang diangkat dalam sidang adalah “Pengelolaan Pendidikan Vokasi dalam Pengembangan Kurikulum dan Pelaksanaan Multi-Entry Multi Exit”. Acara yang dihadiri oleh lebih dari 130 peserta dan juga puluhan kepala sekolah vokasi di Indonesia itu dibuka langsung oleh Ketua MSA PTN-BH Prof. Ir. Priyo Suprobo, MS., Ph.D.

“Sidang Komisi Gabungan MSA PTN-BH yang dilakukan saat ini, semoga bisa menjawab berbagai permasalahan yang ada di PTN-BH dan permasalahan-permasalahan bisa dituntaskan,” ungkap Prof. Priyo.

Prof. Priyo mengungkapkan bahwa pemerintah juga akan mengalihkan beberapa anggaran dari infrastruktur ke pengembangan pendidikan vokasi. Pengalihan anggaran ini juga akan membantu PTN-BH dalam mengelola pendidikan vokasi.

Dalam kesempatan itu, juga dihadiri oleh Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Prof. Dr. Ismunandar. Rektor UNAIR Prof. Dr. Moh. Nasih, SE., MT., Ak. dan jajaran pimpinan di lingkungan UNAIR turut hadir. Tidak ketinggalan pula perwakilan MSA dari 11 PTN-BH di Indonesia.

Rektor UNAIR Prof. Nasih dalam paparannya menyampaikan banyak hal seputar kebijakan pemerintah tentang pengembangan pendidikan vokasi.

“Kebijakan yang diberikan oleh pemerintah, beberapa masih ada kendala dan perlu perbaikan,” ungkap Prof. Nasih saat memberi sambutan. “Kebijakan yang mengharuskan sekolah vokasi milik pemerintah daerah untuk bergabung dengan sekolah vokasi di kampus negeri terdekat juga perlu skema dan perbaikan,” tambahnya.

Masalah yang dikeluhkan terhadap pendidikan vokasi juga dipaparkan oleh Prof. Ismunandar. Prof. Ismunandar mengatakan target pendidikan pada 2024 adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

“Untuk menunjang pendidikan vokasi, kurikulum diharapkan mampu berbasis industri hingga 50 persen,” ungkap Prof. Ismunandar saat menyampaikan materi.

Prof. Ismunandar memberikan pesan  kepada PTN-BH untuk bekerja keras memecahkan masalah pendidikan vokasi. PTN-BH juga harus memberikan sebuah inovasi peningkatan SDM. Selain itu, vokasi sebagai pendidikan ke depan dapat dipisahkan dari PTNBH.

Pemisahan tersebut bertujuan agar pendidikan vokasi lebih fokus dalam menata kurikulum pendidikan dan kelembagaan sendiri.  Pemisahan vokasi dari PTN-BH dapat dilakukan dengan cara spin off, atau yang dapat diartikan dengan pemisahan sebuah unit perusahaan. Cara ini (spin off, Red) memiliki sisi kekurangan dari anggaran. Anggaran pemisahan pendidikan vokasi terbilang cukup tinggi. (*)

Penulis: Aditya Novrian

Editor: Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).