LKMM-TD PSDKU Banyuwangi Fokus Ajari Manajemen Organisasi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Pemaparan materi oleh Muhammad Thohawi Elziyad Purnama, Drh., M.Si., pada LKMM-TD 2019. (Foto: Ragas)
Pemaparan materi oleh Muhammad Thohawi Elziyad Purnama, Drh., M.Si., pada LKMM-TD 2019. (Foto: Ragas)

UNAIR NEWS – Menjadi salah satu program kerja utama yang menjalankan visi dan misi Universitas Airlangga, program Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa Tingkat Dasar (LKMM-TD) kembali dilaksanakan pada tahun 2019 oleh Departemen Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa (PSDM) KM PSDKU UNAIR di Banyuwangi.

Program LKMM-TD berlangsung selama 3 hari mulai Jum’at (15/3) hingga Minggu (17/3), bertempat di aula Minak Jinggo pemerintah kabupaten Banyuwangi. Dalam sambutan di hari pertama LKMM-TD, Muhammad Thohawi Elziyad Purnama, Drh., M.Si., mengungkapkan bahwa program LKM-TD tersebut merupakan kesempatan yang baik untuk mahasiswa berproses.

Tidak hanya itu, dosen yang akrab disapa Thohawi tersebut juga menjelaskan bahwa LKMM-TD tersebut juga semacam kaderisasi yang membahas tentang manajemen organisasi. Untuk manajemen diri, lanjutnya, sudah didapatkan mahasiswa sejak mahasiswa baru di kaderisasi universitas  dalam berbagai program seperti Amerta, PKKMB, VOD maupun kaderiasi prodi.

“Luaran dari kegiatan ini adalah kalian kembali ke ormawa kalian masing-masing, baik KM, Hima, BSO, maupun komikat, lalu kalian benahi alur dan budaya organisasi kalian disana, mulai sistem organisasinya hingga program kerjanya,” jelas kemahasiswaan PSDKU UNAIR Banyuwangi tersebut.

Program yang diikuti oleh ratusan mahasiswa PSDKU UNAIR di Banyuwangi dari angkatan 2017 dan 2018 tersebut disi oleh 8 pemateri dari dosen PSDKU UNAIR Banyuwangi. Selama 3 hari berlangsung, para pemateri LKMM-TD menyampaikan total 13 materi kepada peserta, mulai dari materi arah kebijakan pengembangan kemahasiswaan hingga teknik penyusunan usulan kegiatan mahasiswa.

Salah satu materi yang dirasa penting yaitu tentang penentuan tolok ukur keberhasilan. Dalam pemaparan materinya, Thohawi menjelaskan bahwa kegiatan mahasiswa PSDKU UNAIR di Banyuwangi sangat banyak, namun proposal usulan kegiatannya masih kurang bisa dipertanggungjawabkan, salah satunya yaitu dibagian tolok ukur keberhasilan.

“Kebanyakan tolok ukur keberhasilan kalian itu masih rancu, belum jelas dan mengambang,” jelasnya.

Dosen FKH yang sangat akrab dengan mahasiswa tersebut juga memberikan contoh tolok ukur keberhasilan pada suatu kegiatan pelatihan ELPT. Menurutnya, salah satu contoh tolok ukur keberhasilan yang baik untuk kegiatan tersebut yaitu, peserta mampu mengerjakan soal listening sebanyak 50 butir dengan benar.

“Indikator tolak ukur itu tidak hanya kuantitatif, kualitas juga penting. Jangan menargetkan jumlah peserta, karena percuma jika kualitas masih belum jelas,” pungkasnya.

 

Penulis: Bastian Ragas

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).