Tingkatkan Mutu Layanan Kesehatan, UNAIR Terapkan Konsep Kolaborasi Interprofesional

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Workshop tutor modul Inter-Professional Education (IPE) di ruang Aula Kahuripan 301, Kantor Manajemen UNAIR. (Foto: Khefti Al Mawalia)

UNAIR NEWS – Guna meningkatkan mutu pendidikan dan kesehatan yang berkualitas, Direktorat Pendidikan Universitas Airlangga (UNAIR) mengadakan workshop tutor modul Inter-Professional Education (IPE). Workshop diselenggarakan selama dua hari pada tanggal 28 Februari – 1 Maret 2019. Kegiatan ini berlangsung di ruang Aula Kahuripan 301, Kantor Manajemen UNAIR.

Hadir sebagai pembicara dalam acara tersebut Prof Satomi Ogawa, R.N. Ph.D dari Jepang, Prof. dr. Hendy Muagiri Margono Kooesnoeljakin, Sp.KjK(K) dari RSUD dr. Soetomo, Agus Ardiansyah, MPH., Ph.D dari BPBD Provinsi Jawa Timur, Dr. Erwin Astha Triyono, dr., SpPD., K.PTI., FINASIM, Dr. Atik Choirul Hidajah, dr., M.Kes, dan Dr. Setya Budi Pamungkas, Sp OG. Selain itu, workshop juga dihadiri oleh tim dosen dari setiap fakultas di lingkungan UNAIR.

IPE merupakan pelayanan kolaboratif yang menjamin pelayanan kesehatan dengan memanfaatkan seluruh sumber daya kesehatan, termasuk tenaga kesehatan. Namun, untuk mendapatkan pelayanan kolaboratif tersebut, pendidikan untuk seluruh tenaga kesehatan diharapkan mampu mengintegrasikan pendidikan interprofesional, baik dalam kurikulum, strategi pengajaran, hingga evaluasi hasil belajar.

Workshop tersebut merupakan tindak lanjut yang sebelumnya pernah digelar tepat di bulan Juni 2018 lalu. Modul IPE yang sebelumnya masih direncanakan kini telah terealisasi dan disosialisasikan dengan baik kepada masing-masing tim dari setiap fakultas. Ada lima modul pembahasan, diantaranya yaitu HIV, kejadian luar biasa (KLB), patient safety, NAPZA, dan penanggulangan bencana.

Dr. Setya Budi Pamungkas, Sp OG menyampaikan bahwa rancangan kompetensi IPE dalam layanan nantinya akan mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai atau sikap yang menekankan kerja sama di seluruh profesi, pasien-keluarga, dan masyarakat. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan sistem pelayanan kesehatan. Ada enam tolak ukur layanan, di antaranya yaitu keselamatan, efektif, efisien, tepat waktu, adil, dan patient oriented.

“Diharapkan konsep IPE ini dapat diaplikasikan dan disosialisasikan kembali kepada mahasiswa agar tercipta situasi kerjasama yang baik dalam tim dan menyiapkan lulusan UNAIR menjadi lebih baik dan berkualitas. Dalam hal ini mahasiswa memiliki hak untuk mendapatkan materi dan kompetensi yang baik dari para pembimbing atau dosen,” tambahnya.

Untuk diketahui, sebelumnya Rumah Sakit UNAIR telah menerapkan konsep IPE di kalangan internal pada tahun 2016. Namun, penerapannya dinilai masih kurang maksimal dikarenakan konsep ini masih belum tersosialisasi dengan baik.

Menurut Dr. Prihartini Widyanti, drg., M.Kes., selaku koordinator kegiatan, formulasi IPE ini akan diterapkan melalui 3 pilar. Di antaranya yaitu community setting, curriculum setting, dan hospital setting. Community setting rencanannya akan diterapkan semeseter depan. Sedangkan curriculum setting dan hospital setting akan diterapkan di tahun 2020.

“Direktur Pendidikan UNAIR juga akan mendukung sepenuhnya konsep IPE demi meningkatkan mutu kualitas pendidikan dan kesehatan yang unggul dan profesional,” imbuhnya. (*)

Penulis : Khefti Al Mawalia

Editor: Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).