Dila Hadiputri Wakili UNAIR pada Ajang ILMUN

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Dila Hadiputri berfoto bersama dengan co-chair dan chair dari UNESCO. (Foto: Istimewa)
Dila Hadiputri berfoto bersama dengan co-chair dan chair dari UNESCO. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Pertama kali mengikuti International Model United Nation (ILMUN) tak lantas membuat Dila Hadiputri merasa putus asa. Mahasiswa Teknik Biomedis angkatan 2016 itu berhasil menjadi salah satu delegasi dalam kegiatan yang diadakan Queen Sirikit National Convention Center di Bangkok, Thailand pada 29 Januari hingga 2 Februari 2019.

Tak hanya berhasil menjadi salah satu delegasi, Dila sekaligus mendapatkan Award Honorable Mention Delegates of UNESCO. Tak hanya dari Benua Asia, kegiatan tersebut juga diikuti oleh peserta dari Benuar Eropa, Amerika, Afrika, dan Australia.

Diwawancarai UNAIR NEWS beberapa waktu lalu, mahasiswa yang akrab disapa Dila itu mengatakan kegiatan tersebut merupakan suatu teknik persidangan dengan aturan yang telah dibuat semirip-miripnya dengan United Nation (PBB). Seperti pada sidang PBB, pada saat sidang setiap negara mengirimkan delegasi atau perwakilannya. Dalam ILMUN, peserta diposisikan seperti halnya di PBB mewakilkan negara sesuai negara yang telah dialokasikan kepada peserta.

“Seperti contoh, saya diposisikan sebagai delegasi negara Brazil untuk UNESCO,” lanjutnya.

Dila menuturkan bahwa dirinya tidak pernah memikirkan untuk mendapatkan award. Hal itu dikarenakan banyak peserta yang lebih kompeten baik mosi, argument, serta vokal dalam berbahasa dibandingkan dirinya. Selama persidangan, Dila berusaha memaksakan dirinya agar delegates bisa memahami sudut pandang yang ia angkat dan menguji seberapa jauh bahasa Inggrisnya.

“Dan dalam draft resolution sendiri, berhubung saya adalah orang baru dalam MUN saya selalu bertanya kepada teman-teman delegates dan chair – co chair dari UNESCO,” tambahnya.

Namun, Dila berfikir terlalu banyak bertanya dan memilih untuk berusaha mem-push dirinya lebih dari yang telah dicapai agar tidak sia-sia. Tanpa memikirkan untuk mendapatkan penghargaan, Dila bertekad kuat hanya ingin belajar.

“Itu yang saya tanamkan dipikiran saya, dan Alhamdulilah di-notice sama co-chair dan chair-nya,” tambahnya.

Dengan memaksakan diri sendiri itu, usahanya membuahkan hal yang baik. Dila menceritakan, perjuangan demi belajar, ia mengambil paket non accommodation. Hal tersebut membuatnya setiap malam pulang lomba berjalan kaki berkilo-kilo dan naik kereta tengah malam. Namun, perjuangannya itu terbayar dengan ilmu serta pengalaman yang tidak dapat digantikan.

“Untuk temen-temen ayo push your limit. Mewakilkan sesuatu yang bukan kita, kita diwajibkan untuk memulai itu dari nol melakukan research & dan sebagainya,” pungkasnya.

Penulis: M. Najib Rahman

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).