Bazar Kucur Sewu, Cara Mahasiswa UNAIR Bantu Lestarikan Penganan Khas Jambesari

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Salah satu mahasiswa KKN BBM UNAIR saat memberikan kenang-kenangan kepada warga setempat. (Foto: Istimewa)
Salah satu mahasiswa KKN BBM UNAIR saat memberikan kenang-kenangan kepada warga setempat. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Siapa yang tak mengenal kucur atau kue cucur. Kudapan manis yang berbahan dasar tepung beras dan terigu tersebut merupakan jajanan tradisional khas Desa Jambesari, Banyuwangi. Tak jarang, kucur menjadi oleh-oleh wajib bagi wisatawan yang berkunjung. Meski penganan ini cukup mudah dijumpai, kini eksistensi kucur sebagai salah satu ikon kuliner Banyuwangi rupanya mulai tergeser dengan adanya berbagai produk makanan baru dan modern.

Sejumlah mahasiswa UNAIR yang tergabung dalam Tim KKN BV 59 Desa Jambesari melakukan upaya untuk mengangkat dan memberdayakan potensi produk makanan lokal, utamanya kucur sebagai makanan khas Jambesari. Bersama dengan Misadi, Kepala Desa Jambesari dan para perangkat desa, tim KKN BV kemudian melakukan diskusi perihal upaya pengembangan potensi desa untuk meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. Sebab Misadi mengatakan, saat ini tingkat perekonomian masyarakat Jambesari tergolong masih cukup rendah.

Dirinya menjelaskan bahwa Pemerintah Desa sebenarnya telah berencana untuk meningkatkan perekonomian masyarakat melalui acara bazar kuliner tradisional. Namun rencana tersebut hanya sebatas wacana yang belum sempat terealisasi. Beberapa hal yang menjadi kendala yaitu kurangnya motivasi dan partisipasi masyarakat setempat. Sehingga Misadi memberikan amanah kepada tim KKN BV untuk membantu merealisasikan acara bazar tersebut.

Tim KKN BV yang terdiri dari lima mahasiswa UNAIR asli Banyuwangi dan lima mahasiswa dari luar Banyuwangi tersebut kemudian melakukan pendekatan kepada warga dengan memberikan penyuluhan mengenai motivasi berwirausaha. Hal itu dilakukan untuk memotivasi masyarakat Jambesari, terutama ibu-ibu yang tidak bekerja agar dapat mengembangkan skill dan memperoleh pendapatan.

Tim KKN juga memberikan pelatihan dan informasi tambahan mengenai inovasi jajanan kucur. Masyarakat Jambesari diharapkan mampu mengembangkan dan melestarikan kucur sebagai produk makanan lokal menjadi lebih menarik dan tidak ketinggalan zaman. Semisal membuat variasi kucur dengan aneka rasa seperti rasa greentea, cokelat, durian, buah naga dan sebagainya. Hal tersebut rupanya berhasil meningkatkan semangat ibu-ibu Jambesari untuk berpartisipasi dalam acara bazar yang digelar pada Minggu (20/1).

Bazar yang dinamai Kucur Sewu atau kucur seribu tersebut merupakan bazar yang rencananya akan dilaksanakan setiap Hari Minggu malam di Desa Jambesari. Tak hanya kucur, di sepanjang jalan Dusun Delik I, berjajar pondok-pondok atau stand yang menjual berbagai macam jajanan tradisional khas Jambesari. Pengunjung yang hadir dapat menikmati suasana desa di malam hari diiringi alunan musik tradisional Banyuwangi. Menariknya, para penjual yang menjual kucur di bazar tersebut juga mengenakan pakaian adat Osing, yaitu kebaya warna hitam dengan bawahan kain batik khas Banyuwangi.

“Merupakan kesempatan yang sangat luar biasa bagi kami mahasiswa KKN UNAIR, yang kebetulan memilih KKN back to village di Desa Jambesari. Kami diberi amanah untuk dapat membantu menyukseskan acara Bazar Kucur Sewu ini. Karena sebenarnya desa ini memiliki potensi yang sangat banyak, baik dari segi budaya dan wisata,” ujar Rino Saputra selaku ketua KKN BV Jambesari.

Ia berharap semoga dari suksesnya acara Bazar Kucur Sewu pada minggu pertama, dapat memotivasi masyarakat Desa Jambesari lainnya untuk maju dan berusaha mengembangkan potensi yang ada. Sehingga ke depannya masyarakat Desa Jambesari dapat mandiri dan berdaya.

Penulis: Zanna Afia Deswari

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).