Prof. Hening: Masalah Difabel Bisa Berdampak pada Masalah Sosio-Ekonomi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Prof. Dr. Hening Laswati, dr., Sp.KFR(K). saat menyampaikan orasi. (Foto: Bambang BES)
Prof. Dr. Hening Laswati, dr., Sp.KFR(K). saat menyampaikan orasi. (Foto: Bambang BES)

UNAIR NEWS –  “Perkembangan Masa Depan Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi sebagai Strategi Pencegahan Disabilitas dan Membangun Kesadaran Human Right Penyandang Disabilitas” menjadi judul orasi Prof. Dr. Hening Laswati, dr., Sp.KFR(K). Guru besar baru dari Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga.

Dalam riwayatnya, Prof. Hening merupakan Guru Besar FK aktif yang ke-110 dan Guru Besar Universitas Airlangga sejak berdiri yang ke-477 serta Guru Besar Universitas Airlangga PTN-BH yang ke-185.

Dalam pengukuhan guru besar yang dilangsungkan di Aula Garuda Mukti Kampus C UNAIR, pada Sabtu (26/1), dalam orasinya, Prof. Hening membuka orasi dengan mengangkat masalah difabel atau penyandang disabilitas yang akhir-akhir ini menarik perhatian dunia, tidak terkecuali di Indonesia.

Menurutnya, organisasi dunia WHO telah mengestimasikan lebih kurang 690 juta atau 15% penduduk di Asia-Pasifik mengalami disabilitas dan menghadapi barrier atau halangan untuk berpartisipasi di lingkungan sosialnya.

“Di Indonesia data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dengan berbasis modul International Classification of Functioning, Disability and Health (ICF) pada tahun 2015 terdapat 8,56% penduduk yang memiliki disabilitas,” jelasnya.

Disamping itu, imbuhnya, dengan kemajuan ilmu dan teknologi kedokteran saat ini kasus dengan penyakit dan cidera berat mampu bertahan hidup dan memerlukan pelayanan rehabilitasi medik sedini mungkin untuk mencegah terjadinya disabilitas. Prof. Hening juga menegaskan bahwa terjadi pula perubahan pola penyakit, dimana terjadi peningkatan penyakit bukan infeksi seperti penyakit kencing manis, penyakit jantung koroner, stroke, penyakit paru obstuktif menahun dan kanker.

“Semua kondisi ini meningkatkan risiko terjadinya disabilitas,” tandasnya.

Tidak hanya meningkatkan risiko, menurut Prof. Hening, penyandang disabilitas menghadapi banyak barrier atau halangan untuk dapat melakukan aktifitas sehari-hari, bekerja dan melakukan akivitas dilingkungan sosialnya.

“Disini tampak bahwa masalah disabilitas telah berdampak pada masalah sosio-ekonomi,” pungkas Guru Besar Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi.

Penulis: Nuri Hermawan

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).