Kisah Unik Pembuatan Wingko Babat Lamongan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
IIustrasi oleh tribunstyle
IIustrasi oleh tribunstyle

UNAIR NEWS – Kecamatan Babat yang berada di Kabupaten Lamongan terkenal dengan sebutan pusat wingko, mempunyai jajanan khas yang lebih dikenal dengan sebutan wingko babat. Wingko sendiri adalah camilan atau kue yang terbuat dari ketan dan kelapa dengan rasa manis. Bentuknya bulat cembung dan berwarna cokelat.

Wingko yang paling terkenal adalah wingko Loe Lan Ing. Perusahaan pembuat wingko yang terletak di Jalan Raya, Kecamatan Babat tersebut, mempunyai andil dalam proses kenangan rasa para peziarah dalam destinasi ziarah wali di Jawa Timur. Para penjual asongan sering menjualnya ke jalan-jalan, tak lupa juga wingko ini juga terjual di toko dan pasar di pusat oleh-oleh wisata ziarah islam.

Kali ini UNAIR NEWS berkesempatan menemui Sunarto Heri Kustanto, Mahasiswa Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga untuk mengulas secara ilmiah kisah tentang sejarah Wingko Babat Loe Lan Ing. Dia mengatakan,ketika perusahaan wingko Loe Lan Ing mendapat kiriman dari sebuah perusahaan tepung ketan, Perwakilan perusahaan tepung itu mengatakan bahwa tepung tersebut adalah asli tepung ketan murni.

“Singkatnya, pihak Loe Lan Ing membuat wingko mereka pada hari itu menggunakan tepung ketan  itu. Hasilnya di luar dugaan, Wingko yang mereka buat berantakan dan tidak bisa menyatu karena kurang matang,” ujar mahasiswa asal Lamongan tersebut.

Mereka mengirim wingko hasil olahan tersebut ke pengirim tepung. Pihak perusahaan tepung ketan itu mengirim ahli laboratorium mereka ke Babat, Lamongan dan bertemu dengan pihak Loe Lan Ing.

Sebelum pengujian dilakukan, pihak Loe Lan Ing ingin membuat kesepakatan. Bila terbukti tepung itu adalah tepung ketan murni, Perusahaan Loe Lan Ing rela menutup usaha pembuatan Wingko yang telah turun-temurun sejak dirintis tahun 1900-an. Tetapi bila terbukti sebaliknya, ahli riset laboratorium itu akan mundur dari perusahaan tempat ia bekerja.

Setelah diuji, ternyata tepung yang didatangkan dari salah satu negara Asia Tenggara itu terbukti bukan tepung ketan murni. Karena tepung ketan hasil impor itu mengandung campuran bahan lain yang menyebabkan wingko yang dimasak tidak matang sempurna.

“Pasca kejadian tersebut, wingko babat Loe Lan Ing menjadi punya rasa yang khas dengan bagian luar yang matang cenderung bau khas dan berwarna gosong sertadibagian dalam yang agak lembek,” ujar Suhek dalam Wawancara.

Setelah kejadian itu, beberapa produsen wingko di babat pun turut mencoba dalam memberikan varian rasa ke wingkonya. sehingga para konsumen yang berasal dari berbagai daerah dari Lamongan, khususnya para peziarah. Seringkali membeli oleh-oleh wingko babat Loe Lan Ing sebagai oleh-oleh khas dari Lamongan.

Penulis: Fariz Ilham Rosyidi

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).