Relawan UNAIR di Pulau Sebesi, Lokasi Terdampak Bencana Tsunami Selat Sunda

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Perjalanan mahasiswa UNAIR menuju Pulau Sebesi untuk membantu korban tsunami Selat Sunda. (Dok. Pribadi)

UNAIR NEWS – Sejak dilepas langsung oleh Rektor UNAIR Prof. Nasih bersama jajaran pimpinan UNAIR lainnya pada Senin (14/1), tim Ksatria Airlangga terus berupaya untuk membantu pulihkan korban tsunami Selat Sunda, tepatnya di Pulau Sebesi, Lampung.

Iqbal Adi Kurniawan, salah satu anggota tim menjelaskan bahwa warga sudah mulai pulih. Begitupun petani, sudah bisa beraktivitas seperti biasanya. Namun, pelaut belum bisa bekerja karena perahu rusak akibat terjangan tsunami.

Menurut infomasi yang Iqbal dapatkan, ketika terjadi bencana masyarakat berlari ke Gunung Sebesi, sehingga tidak memakan banyak korban jiwa. Meskipun begitu, sempat terjadi kelaparan dan anak-anak mengalami trauma.

“Kebanyakan kerusakan terjadi pada rumah warga yang ada di sekitar pesisir pantai, dekat dengan anak Gunung Krakatau,” ucap Iqbal.

Karena trauma yang kebanyakan dialami oleh anak-anak tersebut, tim kemudian memutuskan untuk memberi bantuan psikososial atau trauma healing kepada mereka. Selain itu, relawan juga membantu warga untuk bersih-bersih, memberikan bantuan logistik, medis, ikut mengajar anak-anak, serta hal lain yang dibutuhkan oleh warga. Trauma healing yang relawan lakukan di antaranya adalah dengan mengajak warga untuk senam dan lomba bersama.

Relawan UNAIR mengadakan lomba bersama warga. (Dok. Pribadi)

“Kami disambut luar biasa baik di sini (Pulau Sebesi, Red),” ujar Iqbal.

Banyak hal yang dipelajari relawan saat berinteraksi  dengan warga. Susah, senang bersama membuat mereka semakin kompak. Sulitnya mendapatkan sinyal juga membuat relawan jarang bermain ponsel dan fokus untuk mengabdi.

Relawan juga harus terus waspada. Lokasi yang terpencil, listrik tersedia hanya dari pukul enam sore hingga dua pagi, serta dekat dengan Gunung Kratau, membuat mereka harus siaga setiap hari. Bahkan, untuk sampai ke pulau tersebut, relawan juga harus terus siaga menaiki kapal besar sampai kapal kecil yang ketika tersapu ombak menjadi oleng.

“Di sini saya benar-benar merasakan bahwa Indonesia itu luas, dan Indonesia itu butuh kita (mahasiswa, Red),” ucap Iqbal.

Hal yang membuat Iqbal salut adalah kemandirian anak-anak yang ada di sana. Meskipun masih kecil, anak-anak tersebut mau berjualan nangka atau membuat kreativitas berupa gantungan kunci dari botol bekas untuk membeli beras, keperluan sekolah, dan lain sebagainya.

Relawan UNAIR beri bantuan medis kepada warga. (Dok. Pribadi)

“Semoga masyarakat di sini (Pulau Sebesi, Red) kuat menghadapi cobaan yang terjadi, serta tidak kecewa dengan kedatangan kami,” pungkas Iqbal. (*)

Penulis : Galuh Mega Kurnia

Editor : Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).