Mahasiswa KKN Atasi Masalah Lingkungan di Lamongan dengan Tetes Urip

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Pelaksanakan kegiatan Tetes Urip oleh kelompok KKN Barurejo, Lamongan. (Dok. Pribadi)

UNAIR NEWS Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu program pengabdian masyarakat yang wajib dilakukan mahasiswa dengan pendekatan lintas keilmuan dan lintas sektor sebagai persyaratan kelulusan. Dalam kegiatan tersebut, mahasiswa diharapkan dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat di bangku perkuliahan sekaligus dapat memecahkan permasalahan yang ada di lokasi KKN.

Begitu pula yang dilakukan oleh tim KKN yang beranggotakan Fithrotin Azizah, Andita Oktaviana, Elisa Ekaputri, Rikho Dwi N, Rahmatija Ajeng, Ita Febrianti, M. Zaahawirun, Anggie Kusuma Wardhani, Bingar Chyaning M, Widya Canacantya, Evita Kumala D, Alfi Izzur R, Salsabila Fajrun, Febrina Safitri, Shinta Novianti, Ayu Dwi Refinasari, Natya Ayu C, dan Khulasotun Nuriyah. Mereka melangsungkan KKN di Desa Barurejo, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan, terhitung sejak Rabu (2/1) hingga Minggu (27/1).

Anggie Kusuma Wardhani atau yang akrab dipanggil Anggie menjelaskan, pada KKN tahun ini mereka mengadakan program kegiatan yang mengacu pada lima bidang. Yaitu bidang pendidikan, ekonomi, lingkungan, kesehatan, dan sosial masyarakat. Namun begitu, permasalahan sampah dan cara pengelolaan yang kurang tepat dari masyarakat membuat kelompoknya lebih berfokus pada isu lingkungan.

“Sulit menemukan bak sampah di sekitar desa. Warga lebih memilih untuk membakar sampah dekat hutan dan belum dapat menempatkan kotoran hewan sapi ternak dengan benar,” jelas Anggie.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Anggi dan tim memutuskan untuk melakukan diskusi bersama karang taruna desa. Setelah melakukan diskusi, akhirnya warga memutuskan untuk memanfaatkan kotoran ternak agar dapat memiliki nilai ekonomis.

“Atas hasil diskusi tersebut, kemudian tim KKN dari kedokteran hewan mengusulkan untuk membuat program Tetes Urip,” ucap Anggi.

Dalam program tetes urip, kelompok KKN tersebut mengajarkan warga untuk memanfaatkan kotoran hewan untuk dijadikan pupuk cair yang dapat menghasilkan produk jual. Selain mengajarkan untuk membuat pupuk cair, mereka juga mengajarkan cara untuk membuat pakan ternak yang dapat meningkatkan nafsu makan ternak dan dapat disimpan dalam waktu yang lama.

Selain itu, dibidang pendidikan kegiatan yang dilakukan adalah mengajar di sekolah dan membuka rumah belajar. Di bidang kesehatan, mereka ikut ambil bagian di posyandu balita, melakukan penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), bekal sehat, serta cek tekanan darah untuk lansia.

“Kami juga melakukan kegiatan Gemalataskin, yaitu kunjungan ke usaha penyulingan minyak kayu putih. Sharing bersama warga terkait usaha tersebut,” ungkap Anggie.

Sebagai pelengkap, pada bidang sosial masyarakat terdapat dua kegiatan yang dilakukan. Yaitu taman pendidikan Qur’an (TPQ) dan dibaan.

Banyak hal baru yang dirasakan Anggie dan kelompok selama KKN. Di antaranya adalah belajar untuk memahami sikap masyarakat yang berbeda-beda, serta menjadi tahu bahwa terdapat kesenjangan yang cukup besar antara teori yang didapat di bangku perkuliahan dengan penerapan di lapangan.

Terjun di masyarakat juga membuat Anggie lebih bersyukur. Aksesibilitas yang sangat kurang serta terbatasnya penggunaan listrik dan air untuk mandi membuat Anggie mensyukuri yang tidak pernah dia syukuri sebelumnya.

Untuk calon mahasiswa yang nantinya akan melakukan KKN di periode selanjutnya, Anggie berpesan agar lebih serius ketika melakukan survey sehingga persiapan menjadi lebih matang. Selain itu, juga perlu menyusun timeline agar lebih teratur.

“Antar anggota juga harus bisa berkoordinasi dengan baik agar tidak terjadi miskomunikasi dan dapat memaksimalkan pelaksanaan program kerja,” pungkas Anggie. (*)

Penulis : Galuh Mega Kurnia

Editor : Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).