RSGM UNAIR Sukses Lakukan Operasi Bedah Rahang Pertama

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Direktur RSGM UNAIR, Prof. Coen Pramono D. drg., SU., Sp.BM(K) FICS,saat menjelaskan terkait tahapan operasi ortognatik, Jumat (11/1). (Foto: Arya Budiman)

UNAIR NEWS – Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Universitas Airlangga untuk pertama kalinya melakukan operasi ortognatik pada akhir Desember 2018 lalu. Operasi dilakukan kepada seorang laki-laki asal Surabaya berusia 18 tahun. Keberhasilan operasi itu lantas membawa optimisme tersendiri bahwa ke depan RSGM akan mampu melayani kasus operasi rumit yang berkaitan dengan rongga mulut, rahang, dan sekitarnya.

Operasi bedah ortognatik merupakan operasi untuk memperbaiki kelainan susunan rahang atas dan bawah. Operasi tersebut memosisikan rahang atas dan bawah pada posisi yang baik terhadap dasar kepala.

Sebagai dokter gigi sekaligus Direktur RSGM UNAIR, Prof. Coen Pramono D. drg., SU., Sp.BM(K) FICS, telah kerap kali melakukan operasi ortognatik. Namun, seperti yang ia paparkan dalam konferensi pers pada Jumat (11/1), operasi ortognatik baru pertama kali ini dilakukan di RSGM UNAIR.

“Tujuan operasi yang dilakukan adalah memperbaiki fungsi kunyah. Secara simultan ternyata memperbaiki bentuk muka menjadi lebih cantik, lebih ganteng, dan sebagainya,” terang Prof Coen.

Dalam melakukan operasi pembentukan rahang, Prof Coen mengatakan, kendala pertama yang dihadapi adalah bentuk anatomi. Kecacatan semakin besar maka operasi akan semakin sulit.

Prof Coen mengatakan, kasus operasi rahang seperti ini jarang dilakukan di Indonesia, berbeda dengan di Eropa. Sebab, lanjutnya, pola pertumbuhan daerah kepala dan rahang orang Indonesia berbeda dengan Eropa.

“Di Indonesia jarang sekali. Setahun 3-4 kali (operasi, Red) sudah bagus,” papar Prof Coen.

Operasi ortognatik ini menjadi operasi bedah pertama yang dilakukan oleh RSGM. Sebetulnya operasi ini sudah ada di Amerika sejak tahun 1846. Puncaknya pada tahun 1965, para profesor di Eropa menciptakan teknik bedah baru. Prof Coen mengaku beruntung karena pada tahun-tahun itu ia berada di sana dan ikut mempelajari teknik-teknik berbagai macam operasi bedah rahang.

Dalam kesempatan itu Prof Coen memaparkan bahwa FKG UNAIR memiliki program studi spesialis bedah mulut dan maksilofasial. RSGM menangani operasi bidang bedah mulut dan maksilofasial. Yakni, bidang yang menangani bedah mulai rongga mulut dan sekitarnya, tumor rahang, sampai konstruksi. Selaku direktur, Prof Coen menginginkan bahwa perawatan bedah ortognatik ini menjadi perawatan unggulan di RSGM.

“Harapannya kita bisa menjadi pusat perawaan gigi dan mulut, khususnya bedah mulut dan maksilofasial. Sehingga kita bisa menjadi pusat rujukan, paling tidak di Indonesia wilayah Timur,” terangnya. (*)

Penulis: Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).