Tips Rampungkan Skripsi dari Wisudawan Terbaik FST UNAIR

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Suhailah Hayaza saat mengikuti European Model United Nation di Maastricht, Belanda. (Dok. Pribadi)

UNAIR NEWS – Sebagai seorang mahasiswa, skripsi merupakan hal yang wajib untuk dikerjakan dan diselesaikan sebagai syarat kelulusan. Tidak jarang, skripsi dapat menjadi beban psikologis tersendiri bagi mahasiswa. Baik karena berbagai hal yang perlu untuk dilakukan seperti penelitian, revisi, konsultasi dengan pembimbing, atau beban keluarga dan masyarakat yang menuntut untuk segera lulus.

Untuk itu, UNAIR NEWS berhasil menghubungi salah satu wisudawan terbaik S2 FST UNAIR per Desember 2018. Yaitu Suhaila Hayaza atau Ella untuk memberikan informasi kepada para pejuang skripsi terkait tips menyelesaikan skripsi dengan baik dan tepat waktu.

Bagaimana cara menyelesaikan skripsi dengan baik dan tepat waktu?

Menurut Ella, hal pertama yang perlu dilakukan para pejuang skripsi adalah dengan menyadari bahwa skripsi merupakan bagian dari tanggungjawab. Ketika seseorang sudah memutuskan untuk kuliah, maka kuliah tersebut harus dituntaskan. Untuk bisa tuntas, salah satu syaratnya adalah skripsi yang diselesaikan dan dipresentasikan di depan para penguji.

“Jika sudah merasa skripsi adalah bagian dari tanggungjawab, InshaAllah kalau kita capek, males, jenuh, kita tetap akan berusaha nge-push diri kita untuk mengerjakan,” ucap Ella.

Kedua, berdasarkan pengalaman Ella sebagai mahasiswa S1 dan S2 di bidang sains, bergabung dalam penelitian payung dosen akan sangat membantu. Selain roadmap penelitiannya sudah jelas, mahasiswa juga tidak perlu memikirkan lagi soal dana. Sebab biasanya, penelitian tersebut sudah didanai dari fakultas, universitas, ataupun Kemenristekdikti.

“Jadi, sejak semester 4 atau 5, baiknya sudah mencari informasi tentang penelitian yang sedang dilaksanakan oleh bapak ibu dosen dan berdiskusi dengan beliau soal kemungkinan topik skripsi kalian,” jelas Ella.

Tips yang ketiga adalah perbanyak membaca skripsi kakak kelas, membaca jurnal nasional maupun internasional. Hal itu dilakukan agar mendapat inspirasi dari bacaan. Selain itu, dengan memperbanyak membaca juga membantu menemukan topik skripsi. Dimana, topik skripsi bisa didapat dari melanjutkan penelitian yang sebelumnya dilakukan oleh kakak kelas ataupun penelitian orang lain.

Kemudian tips keempat, jangan putus asa! Gagal atau hambatan itu pasti ada, tapi bukan berarti kita harus pasrah terhadap kegagalan itu. Kesulitan yang dihadapi ketika mengerjakan skripsi dapat ditanyakan kepada dosen, teman, kakak kelas, browsing di internet, memanfaatkan segala resource yang ada disekitar dengan semaksimal mungkin.

Dan tips yang terakhir yaitu harus punya deadline! Breakdown segala planning. Mulai dari kapan membuat proposal, KKN, sidang skripsi, yudisium, hingga wisuda. Semuanya dicatat beserta tanggal-tanggalnya.

“Segala usaha ini jangan lupa dibarengi dengan doa, baik itu doa dari orang tua maupun doa kamu sendiri. InshaAllah segalanya dipermudah,” terang Ella.

Hal yang perlu diperhatikan dalam menulis skripsi

Menurut Ella, terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan dalam menulis skripis. Yang pertama adalah topik dan minat. Apakah variabel dari topik yang diteliti sudah sesuai dengan minat penulis atau belum.

“Karena ini penting banget. Kalau kita dari awal udah ga suka dengan topiknya, ngerjainnya juga nanti ga semangat,” ujar Ella.

Kedua, pendanaan. Sebelum melaksanakan skripsi, sebaiknya seseorang sudah mengetahui penelitian tersebut akan menghabiskan dana berapa dan dari mana bisa mendapatkan dana tersebut. Jangan sampai dalam pelaksanaannya penulis bingung tanpa budget.

Kemudian, waktu penelitian. Hal ini terkait dengan apakah variabel yang digunakan mampu diteliti dalam kurun waktu yang ditentukan atau tidak. Kemampuan seseorang dalam me-manange waktu sangat diuji saat melaksanakan skripsi.

“Jangan sampai karena pemilihan topik yang terlalu sulit, akhirnya masa kuliah kamu jadi mundur beberapa taun,” terang Ella.

Manajemen waktu juga berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk fokus ke skripsi dan tidak menduakan dengan hal-hal di luar itu. Seperti organisasi, pekerjaan, ataupun aktivitas non-akademik lainnya.

Kemudian, ketika perasaan stres datang, maka hal yang perlu dilakukan adalah take a break. Berhenti mengerjakan skripsi dulu sehari atau beberapa jam untuk refreshing. Bisa dengan tidur, nonton film, membaca buku kesukaan, bertemu teman, atau hal positif lain yang disukai.

“Kalau sudah rileks, mulai ngerjakan lagi,” tutur Ella.

Dan kadang, ketika stres melanda, motivasi untuk mengerjakan skripsi juga ikut luntur. Untuk itu, akan lebih baik jika para pejuang skripsi juga mengingat perjuangan orang tua untuk membesarkan kita dan membiayai kuliah kita yang tidak murah. Lakukan segalanya untuk membuat orang tua bangga. Dan kembali mengingat bahwa skripsi adalah sebuah tanggungjawab.

“Tuntaskan! Terus berusaha dan berdoa. InshaAllah hasil tidak akan mengkhianati usaha. Semangat untuk semua yang sedang bergelut dengan skripis, tugas akhir, tesis, ataupun disertasi,” pungkas Ella. (*)

Penulis : Galuh Mega Kurnia

Editor : Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).