Panitia Deputra Pentaskan Drama Maharaja Airlangga di Desa Cupak

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Narottama (Kiri) Sedang menekan tombol Pause untuk menghentikan perang ketika Dharmawangsa telah meninggal (Foto: Arien)
Narottama (Kiri) Sedang menekan tombol Pause untuk menghentikan perang ketika Dharmawangsa telah meninggal (Foto: Arien)

UNAIR NEWS –Dalam rangka penutupan Desa dan Kampung Mitra (Deputra) Kementerian Pengabdian Masyarakat BEM FIB UNAIR 2018, mengadakan pementasan drama Maharaja Airlangga di Balai Desa Cupak, Kecamatan Ngusikan, Kabupaten Jombang pada Minggu Malam (23/12).

Fikria Iwa Logika, Sutradara pementasan mengatakan, naskah drama diangkat untuk mengenalkan ke panitia sekaligus warga sekitar tentang sejarah Airlangga, yang kebetulan berdekatan dengan Gunung Pucangan, tempat Raja Airlangga untuk mengasingkan diri setelah Pralaya.

Logika mengambil narasi dari buku Ninie Susanti berjudul Airlangga Biografi Raja Pembaharu Jawa Abad XIuntuk membuat naskah drama tersebut. Dirinya beralasan karena didalamnya memuat banyak rekonstruksi riwayat sejarah Raja Airlangga seperti  prasasti Pucangan.

Pementasan Drama

Drama yang dimainkan secara otodidak oleh panitia Deputra tersebut diawali oleh adegan Dharmawangsa Teguh yang memanggil Airlangga ke istana untuk dinikahkan dengan Galuh Sekar.

“Airlangga ini adalah putriku galuh sekar yang akan menjadi permaisuri di kehidupanmu nanti,” ucap Dharmawangsa.

Dengan suara tegas, Airlangga menjawab lamaran tersebut sambil tersenyum memandang Galuh Sekar.

“Wahai galuh sekar akulah Airlangga yang nantinya akan menemani tidurmu dikala malam gerhana,” Jawab Airlangga.

Keduanya lalu bergandengan tangan dan disambut oleh pengabdi istana dengan suka ria. Semua ikut ceria dalam pesta pernikahan tersebut sehingga pesta pernikahannya meriah.

Ketika Dharmawangsa, Airlangga, dan Galuh Sekar sedang asik bercengkarama di istana. Kemudian datang Wurawari dan pasukannya mengacaukan pesta pernikahan mereka.

Dengan sedikit lelucon, Wuwawari mengebaskan batang sapu ke banner dengan berkata “Hmm… Dharmawangsa.. Aku Datang Untuk Mengacaukan Pestamu Hiya Hiya Hiya

Sontak penonton tertawa terpingkal-pingkal dengan ulah kelucuan Wuwawari dan pasukan karena berpenampilan nyeleneh jauh dari kata garang.

Adegan tersebut dilanjutkan dengan perang antara Wuwawari dan Dharmawangsa, kedua saling cek-cok sebelum diakhiri dengan tombol pause pada remotyang dibawa Narrotama untuk menghentikan sementara waktu peperangan.

Setelah menghentikan waktu, Narottama membawa Airlangga dan Galuh Sekar lari dari Istana. Sebelum lari, Narrotama menggerakkan badan pasukan untuk saling berhadapan. Setelah itu Narrotama  menekan tombol play yang membuat pasukan Wuwawari saling membunuh satu sama lain.

Dalam pelarian, Airlangga bersama pengikutnya menemukan daerah Pucangan untuk bertapa meminta petunjuk kepada Sang Hyang. Ketika sedang bertapa, Airlangga bertemu dengan Rsi (pendeta, Red).

Airlangga kemudian meminta wejangan kepada sang Rsi untuk melakukan tindakan setelah kejadian Pralaya yang menimpa dirinya. Sambil memakaikan topi biru putih UNAIR, Rsi pun kemudian menjawab akan menjadikan Airlangga sebagai Raja.

“Engkau akan menjadi penguasa Djawa Dwipa,” Ucap Rsi .

Setelah penampilan yang penuh dengan canda tawa tersebut, seluruh panitia dengan khidmat menyanyikan lagu Hymne Airlangga sebagai tanda berakhirnya acara. (*)

Penulis: Fariz Ilham Rosyidi

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).