Cerita Mahasiswa Ekonomi Islam Ikuti Program Outbond ke Thailand

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
SESI foto delegasi dalam penyerahan kenangan dari Universitas Airlangga. (Foto: Istimewa)
SESI foto delegasi dalam penyerahan kenangan dari Universitas Airlangga. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Bermimpilah mengenai apa yang ingin diimpikan. Pergilah ke manapun  tempat yang ingin kau tuju. Jadilah seperti yang kamu inginkan. Sebab, kamu hanya memiliki satu kehidupan dan kesempatan untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan. Begitulah perasaan mahasiswa dan aktivis kampus Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga yang berkesempatan mengunjungi kampus di Thailand. Tepatnya bagi mahasiswa ekonomi Islam.

Banyak mahasiswa Ekonomi Islam UNAIR berlomba-lomba merebut kesempatan outbond ke luar negeri yang diberikan oleh departemen. Kesempatan itu akhirnya didapatkan Dita Trisna Puspita, Fadhilah Nur Syafira, Nanda Zubaid, Ulis Fajar, Prilo Perdana, dan Rahma Rabbi yang didampingi oleh Eko Fajar Cahyono (dosen ekonomi Islam). Mereka mendapatkan kesempatan outbond ke Prince of Songklah University (PSU) Pattani Campus, Thailand.

Perbedaan pasti ada. Selain bahasa dan tulisan, Thailand telah dikenal dengan penduduk yang menganut agama Budha. Sedangkan, Indonesia yang mayoritas penduduknya menganut agama Islam. Karena itu, Dita Trisna mengakui bahwa di Thailand anjing berkeliaran di mana-mana. Tentu itu menimbulkan ketakutan.

Dita menuturkan bahwa delegasi UNAIR bisa mendapatkan kesempatan mengikuti kelas di PSU dengan mengulas materi ”Business Ethics for Islam”. Khususnya dengan berdiskusi mengenai perbedaan penduduk di Indonesia dan Thailand dengan produk yang berlabel halal.

”Tentu, di Indonesia memiliki kosmetik, hotel, dan travel yang berlabel halal. Sehingga, fenomena ini membuat mahasiswa dan dosen di PSU tercengang,” ujar Dita ketika berbincang dengan UNAIR NEWS melalui via Line.

Selain itu, delegasi UNAIR berkesempatan mengikuti kelas ”Zakat and Taxation” secara langsung oleh Prof. Orawit Boonthom. Dita menjelaskan bahwa kelas tersebut menakjubkan karena mampu membandingkan proses pengumpulan zakat antara Indonesia dan Thailand yang beragama Islam sedikit.

”Alhamdulillah, kami bisa mengetahui perbedaan pengumpulan zakat, di Indonesia yang memiliki BAZ (Badan Amil Zakat) yang diatur pemerintah dan LAZ (Lembaga Amil Zakat) yang diatur masyarakat. Dan, adanya Financial Technology yang mempermudah masyarakat,” tegasnya.

Tak pelak, proses pengumpulan zakat di Indonesia menarik perhatian mereka mahasiswa dan dosen di sana karena di Thailand hanya dikumpulkan di Masjid, Sekolah, Bank Syariah, atau menjelang hari raya agama. Perlu diketahui, pemerintah tidak ikut andil dalam pengumpulan zakat.

Sementara itu, delegasi UNAIR mempresentasikan paper-nya secara langsung di hadapan dosen dan mahasiswa PSU. Sejumlah pengetahuan membuat research proposal yang baik  turut disampaikan. Terutama mengetahui aspek yang kurang baik dalam research yang telah dibuat.

”Jadi, kami pun diberikan tugas untuk membuat riset dengan tema yang berbeda-beda seperti riset Rahma Rabi ‘Marketing Mix (7P) Friendly Moslem Hotel in Indonesia and Thailand,” tambahnya.

Sebelum pulang, delegasi program outbound dari ekonomi Islam melakukan City Tour. Yakni, mengunjungi Hat Yai Muncipal Park, The Golden Memaid, The Great Serpent ‘Nag’, Hat Yai Floating Market (pedagang berjualan dengan perahu mengapung). (*)

 

Penulis: Rolista Dwi Oktavia

Editor: Feri Fenoria

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).