Semerbak Ikhtiar Menuju QS World University Ranking

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh QS WUR
Ilustrasi oleh QS WUR

Reputasi internasional bagi perguruan tinggi negeri atau pun swasta menjadi bahan pertimbangan bagi calon mahasiswa lokal atau pun asing memilih ladang menuntut ilmu. Telah diumumkan oleh Kelembagaan Iptek dan Dikti (2016),QS World University Ranking merupakan ikhtiar bersama yang akan mencerminkan nilai-nilai dan kerja keras dari perguruan tinggi atau swasta di Indonesia. Tahun 2019 mendatang, Universitas Airlangga ditarget masuk dalam peringkat 500 perguruan tinggi terbaik di seluruh dunia (Kelembagaan Iptek & Dikti, 2016).

Seluruh elemen pendidik dan tenaga kependidikan saling bahu-membahu untuk menghantarkan perguruan tinggi di Indonesia mendapat posisi yang layak pada QS World University Ranking. Berdasarkan hasil telaah pada halaman QS World University Ranking bab Methodology(Top University, 2018), ada beberapa poin-poin yang merujuk pada sistem penilian yang ditentukan. Enam metrik penilaian tersebut meliputi Academic Reputation (Reputasi Akademik), Employer Reputation (Reputasi Pengguna Lulusan), Faculty/Student Ratio (Rasio Mahasiswa), Citations per faculty (Sitasi per fakultas), International Faculty Ratio (rasio kelas international), danInternational Student Ratio (rasio mahasiswa asing).Penilaian untuk metric academic reputation mendapat jatah 40%, employer reputation sebanyak 10%, faculty/student ratio sejumlah 20%, citation per faculty sebanyak 20%. Sementara itu, angka prosentase metrik untuk international faculty ratio dan international student­masing-masingsebesar 5%. Jika kita telisik keenam metrik ini lebih dalam, akan ditemukan satu benang merah bahwa ada tigadrivers ditingkat operasional yang menentukan naik atau turunnya ikhtiar bereputasi internasional. Tiga drivers ini meliputi tenaga pendidik, tenaga kependidikan dan mahasiswa.

Mencermati pengertian tenaga pendidik dan tenaga kependidikan itu perlu. Dasarnya, sebuah perguruan tinggi tidak dapat berdiri jika kedua elemen absen dari peradaban. Hal ini juga berlaku untuk calon mahasiswa yang juga akan menjadi driver. Undang-Undang Pasal 39 No.20 tahun 2003 tentang Sisdiknas memperjelas perbedaan fungsi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. Pada ayat 1, ndang-Undang Pasal 39 No.20 tahun 2003 mengemukakan bahwa tenaga kependidikan bertangungjawab melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. Sedangkan, pada ayat 2, dijelaskan bahwa Pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

Dari telaah pengertian di atas, dapat ditarik satu kata kunci bahwa pendidik bergerak di bagian teaching (pembelajaran) dan tenaga kependidikan administration (administrasi). Masing-masing kata kunci ini memiliki penjabaran yang lebih terperinci. Namun, dalam kaitannya dengan fungsi-fungsi yang terukur dalam enam metric di atas, pendidik dan tenaga kependidikan perlu bersinergi. Sinergi yang terbentuk diharapkan dapat bermuara pada kelancaran proses pembelajaran dan pelayanan untuk peserta didik (mahasiswa).

Tenaga pendidik khususnya memiliki peran penting dalam managerial administrasi, sistem, dan wajah pada satuan pendidikan. Academic reputation, contohnya, tidak bisa terbentuk dengan baik jika pengelolaan akademik peserta didik tidak ditangani oleh tenaga kependidikan. Surat-menyurat, input data, atau pun urusan ijazah akan terhambat jika tenaga kependidikan absen dari kedudukan di perguruang tinggi. Ada saja yang kita sadari bahwa sebenarnya tenaga pendidik memegang peran memuluskan managemen organisasi pendidikan. Terlebih, tenaga pendidik seperti staf jurnal dan akreditasi menyumbang peran ke dalam empat metrik sekaligus yaitu employer reputation, citation per faculty, International faculty ratio, dan International Student ratio.

Pekerjaan berat bagi tenaga kependidikan yang bergelut di bidang publikasi jurnal. Tidak hanya managemen publikasi jurnal yang harus ditangani, stakeholder maintenance(penulis, reviewer, editor, dan section editor) menjadi tanggung jawab yang cukup besar. Berbicara soal reputasi jurnal itu sendiri, staf jurnal tidak hanya terlibat dalam marketing jurnal agar terbaca oleh khalayak luas, tapi branding jurnal juga menjadi komponen pokok untuk meningkatkan sitasi tulisan tiap-tiap fakultas. Dengan begitu, staf jurnal utamanya juga menaikkan reputasi wadah kepenulisan ke taraf international dan menggaet mahasiswa lokal maupun asing untuk berkontribusi dan menjadi stakeholder.

Sejalan dengan kriteria standar Internasional sesuai dengan Quacquarelli Symonds (QS) rank, mutu riset, jumlah publikasi nasional dan internasional membutuhkan perhatian besar untuk meningkatkan kualifikasi peringkat (Ristek Dikti, 2018). Tak heran, jika keterlibatan staf jurnal sebagai tenaga kependidikan di Universitas Airlangga ataupun perguruan tinggi lainnya sangatlah vital. Ketersediaan jurnal yang sudah memiliki reputasi nasional hingga internasional akan memberikan peluang yang lebih mudah kepada para pendidik untuk berkolaborasi dengan berbagai penulis dan berkesempatan untuk menerbitkan di jurnal tersebut secara objektif. Hal ini secara tidak langsung akan berdampak pada peningkatan International Faculty. Terdapat 441 artikel jurnal yang terindeks Scopus (Sinta Ristekdikti, 2018), jumlah yang masih perlu ditingkatkan dalam mencapai QS World University Ranking.

Sebagai penutup, kalimat Bahasa Madura dalam bahasan Rifai (2007) “ce’ ngadhebbha da’ lalakonna”(sangat bersungguh-sungguh melakukan pekerjaannya)dapat menjadi pengingat hangat bagi Universitas Airlangga yang berikhtiar menuju QS World University Ranking. Impossibility makes dreams possible. Sekarang peringkat Universitas Airlangga sudah mencapai peringkat 751-800 berdasarkan penilaian QS World University Ranking(Top University, 2018). Semoga dengan sumbangsih dari ketiga drivers ini bisa menebar semerbak pencapaian di masa yang akan datang.

Berita Terkait

Imamatul Khair

Imamatul Khair

Penulis adalah Alumni Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) Universitas Airlangga 2017 Editorial Assistant of Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia