Kampus Budaya & Budaya Kampus

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Salah satu kegiatan di kampus
Salah satu kegiatan di kampus

Kampus bukan hanya menjadi ruang belajar tetapi juga dapat menjadi tempat pewarisan serta pembelajaran tentang budaya. Sebagai tempat para intelektual berkumpul, kampus merupakan ruang dimana sebuah kebudayaan dapat berkembang dengan melakukan kajian-kajian atau sekadar refleksi terhadap fakta budaya yang ada. Dengan seperti ini secara tidak langsung kampus akan berperan dalam pelestarian dan perkembangan kebudayaan.

Kebudayaan dalam hal ini jangan diartikan secara sempit seperti kegiatan melukis, bersandiwara, bernyanyi, atau menari. Menurut Koenjaraningrat budaya adalah istilah yang berasal bahasa sanskerta dari kata budhayah yang merupakan bentuk jamak dari kata budi yang berarti akal. Dari sini budaya dapat diartikan sebagai sebuah kegiatan yang menggunakan dan berkenaan dengan akal manusia, yang dari kegiatan tersebut dapat mengasilkan produk yang bersifat materi seperti karya seni lukisan dan non-materi seperti norma-norma yang ada pada masyarakat. Produk-produk tersebut yang kemudian disebut dengan kebudayaan.

Beberapa kampus sudah mulai mendorong adanya caturdharma dalam kegiatan dikampusnya. Caturdharma ini terdiri dari pengabdian, penelitian, pengajaran, dan pewarisan kearifan lokal. Salah satu kampus yang sudah mulai mendorong caturdharma ini adalah Universitas Muhamadiyah Yogyakarta dengan pecetusnya adalah Prof. Dr. Syafii Ma’arif mantan ketua PP Muhamdiyah. Menurutnya, arah peradaban kita saat ini ada peradaban how dimana kita gencar menciptakan sesutu tetapi tidak tahu alasanya why.

Ide caturdharma ini merupakan ide yang sangat cemerlang. Sebuah kampus pada akhirnya tidak hanya menjadi sebuah tempat kegiatan-kegiatan ilmiah yang bersifat orientalis. Orientalis atau orientalisme merupakan paham yang dianut oleh warga Eropa yang memandang mereka yang dari timur sebagai objek kajian atau penelitian dari mereka. Sifat orientalis tersebut wajar ada sebab budaya pada pendidikan kita hari ini masih banyak mengambil teori-teori dan pemikiran orang-orang Eropa. Hal ini secara tidak langsung juga berdampak pada paradigma kita dalam memandang kebudayaan kita sendiri. Oleh sebab itu caturdharma seperti di atas tadi dapat menjadi langkah awal untuk mengembalikan dan merubah paradigma kita terhadap budaya kita sendiri. Karena pendidikan yang baik merupakan pendidikan yang tidak hanya mencerdaskan pikiran tetapi juga mencerdaskan hati, sehingga dapat tercipta orang-orang yang cerdas dan toleran.

Kampus budaya merupakan gagasan dimana sebuah kampus menerapkan pengajaran dengan memanfaatkan kearifan lokalnya. Artinya kampus tersebut mempunyai porsi yang berimbang antara produk pemikiran barat dan produk pemikiran lokal. Kemudian, mungkin kita bertanya bagaimana mengajarkan produk pemikiran lokal kita saja tidak memiliki plato kita sendiri? Hal ini akan terjawab dengan cara sebuah kampus mendorong arah gerak penelitian khususnya penelitian sosial humaniora untuk mengkaji peninggalan pendahulu kita seperti naskah, prasasti, situs kerajaan, antropologi, atau etnografi dari kelompok masyarakat tertentu.

Jika kita pernah mendengar sejarah tentang kerajaan Majapahit yang daerah kekuasanya hampir meliputi Asia Tenggara, seharusnya ini dapat menggelitik kita untuk mencari tahu. Bukan sekedar mengurutkan fenomena sejarahnya tetapi juga mencari tau bagaimana tatanan sosialnya, bagimana tradisi keilmuanya dan lain sebagainya yang harus dicari tahu secara mendetail dan tuntas agar dapat digunakan sebagai bahan refleksi sekaligus pembelajaran agar kita tidak semakin tercerabut dari akar budaya kita.

Hal ini bisa kita wujudkan dengan mulai memprioritaskan hal-hal yang bersifat lokal dengan tanpa mengabaikan dunia luar yang terus bergerak begitu cepat. Mari mulai memikirkan hal ini secara serius, jika tidak sekarang kapan lagi jika bukan kita siapa lagi?

Berita Terkait

Ahmad Taufiq A M

Ahmad Taufiq A M

Mahasiswa Sastra Indonesia FIB Universitas Airlangga Menteri Riset dan Keilmuan Organisasi Bidikmsi Universitas Airlangga (AUBMO) 2018