Tiga Mahasiswa Ikuti UNAIR International Summit di Pakistan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
TIGA Delegasi UNAIR, dari kiri, Abidah Alfi (FST 2015), Muhammad Zaib Athoullah (FEB 2015), dan Ferisya Kusuma Sari (FST 2015). (Foto: Istimewa)
TIGA Delegasi UNAIR, dari kiri, Abidah Alfi (FST 2015), Muhammad Zaib Athoullah (FEB 2015), dan Ferisya Kusuma Sari (FST 2015). (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Universitas Airlangga mendorong mahasiswanya aktif dalam berbagai kegiatan akademik dan non-akademik, baik tingkat nasional maupun internasional. Selain bentuk mengasah kemampuan mahasiswa, hal itu menjadi bagian program peningkatan kualitas universitas melalui Student Exchange, Student Outbond, maupun Summit. Salah satunya berupa kegiatan international summit di Pakistan yang diikuti mahasiswa UNAIR beberapa waktu lalu.

UNAIR memberangkatkan tiga mahasiswa dari jurusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Fakultas Sains dan Teknologi (FST) dalam kegiatan bertajuk International Youth Summit pada 26 November–3 Desember 2018. Bertempat di Lahore, Pakistan, selama lebih dari satu minggu, ketiganya menggali dan mengulas tema kepemudaan di sana, juga dunia.

Tiga mahasiswa tersebut adalah Muhammad Zaib Athoullah (FEB 2015); Ferisya Kusuma Sari (FST 2015); dan Abidah Alfi (FST 2015). Kesempatan itu menjadi yang kali pertama mereka alami. Yakni, mampu mengunjungi Pakistan yang telah merdeka dari kekaisaran India-Inggris pada 1947.

Mengenai International Summit itu, Zaib Atha menyampaikan bahwa ajang tersebut sangat membantu mahasiswa untuk mengembangkan potensi dalam dirinya untuk keluar dari zona nyaman. Khususnya membuka wawasan untuk melihat sudut pandang baru terhadap problem di sosial kemasyarakatan. Pada akhirnya, kemampuan tersebut memberikan mahasiswa pilihan yang banyak, lebih bijak, dalam bertoleransi dan mengambil keputusan.

Selain itu, International Summit di Pakistan tersebut mampu menambah pengalaman ketiga mahasiswa dalam hal diskusi atau kerja sama tingkat internasional. Termasuk, hal itu memungkinkan membuka dan menjadi titik awal adanya relasi saat pertemuan, bahkan untuk jangka panjang.

”Mungkin satu-satunya kesempatan seumur hidup. Tentu, keunikan pun kami dapatkan,” ujar Zaib.

”Uniknya, kami mampu bertemu dengan Kedutaan besar China di Pakistan serta menginjakkan kaki di kantor Parlemen Pakistan menyaksikan upacara penurunan bendera di perbatasan Pakistan dan India yang sangat menarik. Dan, mengunjungi monumen bersejarah di Pakistan, di Kota Lahore,” imbuhnya.

Ibarat peribahasa ”Sekali mendayung, tiga pulau terlampaui”, ketiganya berupaya mengambil pelajaran dari kunjungannya tersebut. Bukan hanya dari kegiatan yang tersaji, melainkan juga dari kehidupan sosial di sana.

”Merangkai ilmu baru dengan orang baru dari berbagai sudut pandang. Terutama dalam mendiskusikan berbagai isu,” katanya.

”Dalam International Summit, dibahas tiga pokok pembahasan yang terdiri dari Peace, Culture, dan Inclusive Society,” tambahnya.

Zaib menjelaskan, peace berkaitan dengan permasalahan dalam Hak Asasi Manusia (HAM) di lingkungan nasional atau International yang dapat mengakibatkan banyaknya perpecahan. Karena itu, dalam summit tersebut, para pemuda diajak untuk menjadi agen perubahan yang bisa membawa kedamaian dari berbagai pendapat yang berlandas toleransi.

Lalu, culture berkenaan dengan globalisasi yang dijadikan gerbang pembuka dari keluar masuknya suatu budaya antarnegara. Dalam hal ini, pemuda diharapkan bisa menjadi pioneer dalam toleransi budaya. Yang ketiga, kata Zaib, adalah Inclusive Society. Yakni, peran pemuda yang bisa menjadikan keberagaman dari suku, agama, rasa, dan budaya yang dimiliki setiap manusia.

”Sebagai mahasiswa, manfaatkan kesempatan dan percaya pada kemampuan yang ada selagi masih muda, dengan berkunjung dalam diskusi nasional maupun international,” tuturnya. (*)

 

Penulis: Rolista Dwi Oktavia

Editor: Feri Fenoria Rifa’i

 

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).