D3 Keperawatan Tekan Angka Nikah Dini di Cerme, Gresik

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
TIM pengabdian masyarakat Prodi D3 Keperawatan Fakultas Vokasi Universitas Airlangga mengelar sosialisasi bahaya pernikahan dini dan kesehatan kepada masyarakat Desa edangkulut, Kecamatan Cerme, Gresik. (Foto: Istimewa)
TIM pengabdian masyarakat Prodi D3 Keperawatan Fakultas Vokasi Universitas Airlangga mengelar sosialisasi bahaya pernikahan dini dan kesehatan kepada masyarakat Desa edangkulut, Kecamatan Cerme, Gresik. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Kemunculan problem di masyarakat direspons Univesritas Airlangga melalui program pengabdian masyarakat. Salah satunya dilakukan Program Studi (Prodi) D3 Keperawatan Fakultas Vokasi Universitas Airlangga di Desa Gedangkulut, Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik.

Berdasar observasi sebelumnya, melalui data administrasi pemerintah, wilayah tersebut memiliki problem terkait dengan tingginya angka pernikahan dini. Pada 2015, status pernikahannya mencapai 83.3 persen dari seluruh pernikahan yang melibatkan perempuan berusia kurang dari 20 tahun dan 44.4 persen pada usia kurang dari 20 tahun.

Salah seorang panitia sekaligus anggota tim dr Lestari Sudaryanti, M. Kes menyampaikan, pengabdian masyarakat itu menjadi penegas keaktifan prodi keperawatan dalam turut mengatasi problem di masyarakat. Mengingat, prodi itu masih baru yang merupakan hasil peleburan antara Akademi Keperawatan (Akper) Pemerintah Kabupaten Gresik dan Akper Pemerintah Kabupaten Lamongan.

”Penyatuan kedua akademi keperawatan ke dalam prodi D3 Keperawatan Fakultas Vokasi UNAIR merupakan bagian dari kegiatan pengalihkelolaan perguruan tinggi kesehatan milik pemerintah daerah kepada perguruan tinggi negeri (UNAIR, Red),” ujarnya.

Dia menambahkan, hal itu sesuai dengan amanat UU No 12 tahun 2012 tentang Pendidikan tinggi dan UU No 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Karena itu, kegiatan yang berhubungan langsung dengan masyarakat menjadi prioritas kegiatan akademik. Khususnya, dalam upaya meneguhkan tri dharma perguruan tinggi oleh D3 keperawatan.

”Itulah kenapa, tim langsung memilih Desa Gedangkulut sebagai objek pengabdian,” katanya.

Selain fokus pada sosialisasi bahaya pernikahan dini, tim melakukan pengabdian terkait problem kesehatan yang lain. Di antaranya, soal kesehatan kandungan. Beberapa kegiatan berupa pembukaan wadah konsultasi untuk masyarakat turut diadakan.

”Pengabdian ini didasarkan pada temuan dalam data administrasi pemerintah,” sebutnya.

Lestari menyampaikan, beberapa alasan penyebab tingginya pernikahan dini tersebut adalah rendahnya status sosial ekonomi masyarakat dan mitos masyarakat tentang ”perawan kasep” jika menikah di atas umur 20 tahun. Termasuk adanya ketakutan terjadinya pelanggaran norma etika serta agama jika perempuan tidak segera dinikahkan.

TIM pengabdian masyarakat Prodi D3 Keperawatan Fakultas Vokasi Universitas Airlangga mengelar sosialisasi bahaya pernikahan dini dan kesehatan kepada masyarakat Desa edangkulut, Kecamatan Cerme, Gresik. (Foto: Istimewa)
TIM pengabdian masyarakat Prodi D3 Keperawatan Fakultas Vokasi Universitas Airlangga mengelar sosialisasi bahaya pernikahan dini dan kesehatan kepada masyarakat Desa edangkulut, Kecamatan Cerme, Gresik. (Foto: Istimewa)

Dijelaskan oleh lestari, pengabdian masyarakat tersebut digelar selama tiga bulan. Dimulai pada September hingga Nopember 2018. Sejumlah sivitas akademika prodi D3 keperawatan melakukan beberapa kegiatan bertahap di sana.

”Di antaranya, penyuluhan, pelatihan kader, dan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat, Red) sebagai bagian dari kegiatan deteksi dini resiko terjadinya kanker leher rahim sebagai akibat dari pernikahan Dini,” ungkapnya.

Seratus perempuan yang terdata menikah di bawah 20 tahun diperiksa IVA. Hasilnya, sebanyak 41 persen dinyatakan positif. Karena itu, mereka diwajibkan menjalani pengobatan sebagai tindak lanjut hasil pemeriksaan tersebut, yaitu Cryoterapy untuk menyembuhkan kelainan yang ditemukan.

”Pengabdian masyarakat ini juga bekerja sama dengan Puskesmas Cerme sebagai pembina kesehatan di Desa Gedangkulut. Pengabdian masyarakat ini merupakan salah satu kepedulian dan sumbangsih Universitas Airlangga terhadap kesehatan di wilayah Kabupaten Gresik dan sekitarnya,” tutur Lestari. (*)

 

Penulis: Feri Fenoria Rifa’i

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).