Kesan Mahasiswa UNAIR Mengajar di Pulau Gili

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ismi Choirunisa bersama anak-anak SDN Sidogentung Batu 4 Pulau Gili. (Foto: Maulya)

UNAIR NEWS – Pendidikan adalah pangkal dari kemajuan sebuah bangsa. Bangsa yang besar tentu akan menjadikan pendidikan sebagai prioritasnya. Tak terkecuali Indonesia, yang menempatkan salah satu tujuan negara dengan frasa “mencerdaskan kehidupan bangsa” dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

Untuk itu, beragam cara dilakukan untuk memajukan pendidikan. Salah satunya lewat mengajar di daerah 3 T (terdepan, terluar, dan tertinggal). Ismi Choirunisa salah satu peserta Ksatria Maritime Project dari jurusan Ilmu Informasi dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Airlangga menceritakan kesannya mengajar di SDN 4 Sidogentung Batu Pulau Gili.

Ismi merasa bahagia dan terharu. Bahagia karena bisa berbagi ilmu dan pengalaman ke anak-anak di SDN 4 Sidogentung Batu. Dan terharu karena di tengah keterbatasan fasilitas, akomodasi, dan tenaga pengajar, mereka tetap semangat bersekolah. Meski sekadar bertemu teman sebaya dan mendapat porsi materi pelajaran yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan di Pulau Jawa.

“Karena setiap harinya jam pelajaran sering kosong, dan masuk kelasnya sering kali siang. Tapi itu tak membatasi semangat mereka untuk belajar,” ujar mahasiswa asal Banyuwangi tersebut.

Kesan yang Tak Terlupakan

Selama 3 hari mengajar, Ismi membahas materi pelajaran tematik dan sisanya diisi dengan “kelas ceria” mulai dari menyanyi, games, dan kelas cita-cita.

“Sangat salut dengan mereka ketika mengumpulkan kertas impian. Tak segan mereka bercita-cita sebagai hafidz Al Qur’an, pilot, dokter, nelayan, dan guru untuk membahagiakan kedua orang tuanya,” terang Ismi.

Ismi mengaku mendapat pelajaran yang berharga dan tidak terlupakan dalam hidup karena berkesempatan untuk hadir di tengah-tengah mereka. Ia terinspirasi oleh kesederhanaan anak-anak Gili dalam mensyukuri hidup, semangat mereka menuntut ilmu, serta kebersahajaan mereka dengan alam sekitar.

Ismi Choirunisa bersama anak-anak SDN Sidogentung Batu 4 Pulau Gili. (Foto: Maulya)

Tak jarang ketika pulang sekolah, Ismi diajak anak-anak ke bukit untuk mencari mangga di hutan, mencari semut, dan bercerita riang mengenalkan pulau Gili.

Ketika sore, Ismi diajak ke rumah mereka, sekadar duduk memakan buah-buahan, minum kelapa muda, dan makan jambu air.

Salah satu kesan yang tak terlupakan adalah lagu setempat. Ismi bercerita, ketika di kelas anak-anak pernah menyanyikan lagu berjudul “Gili Pulauku”.

Gili pulauku e.. Gili bumiku, Gili pulauku e.. Gili bumiku, Lirik-lirik e.. jangan melirik, Lama-lama e.. bisa tertarik,”  pungkas Ismi sambil menirukan lagu tersebut. (*)

Penulis : Fariz Ilham Rosyidi

Editor    : Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).