Wadek III FKH UNAIR Terpilih Jadi Ketua I PB PDHI

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
WAKIL Dekan III Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Prof. Dr. Suwarno M.Si., Drh., saat memimpin konsolidasi Ketua PB PDHI drh, Muhammad Munawaroh, M.M., Aula Tanjung, Lantai 2, Fakultas Kedokteran Hewan (FKH), pada Selasa (27/11). (Foto: Feri Fenoria)
WAKIL Dekan III Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Prof. Dr. Suwarno M.Si., Drh., saat memimpin konsolidasi Ketua PB PDHI drh, Muhammad Munawaroh, M.M., Aula Tanjung, Lantai 2, Fakultas Kedokteran Hewan (FKH), pada Selasa (27/11). (Foto: Feri Fenoria)

UNAIR NEWS – Universitas Airlangga, terutama Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) patut berbangga. Salah seorang guru besar sekaligus wakil dekan III FKH UNAIR terpilih menjadi ketua I PB (Pengurus Besar) Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI). Adalah Prof. Dr. Suwarno M.Si., Drh.

Terkait dengan kepnegurusan baru tersebut, Universitas Airlangga menginisiasi pertemuan konsolidasi ketua umum PB (Pengurus Besar) PDHI (Persatuan Dokter Hewan Indonesia) bersama sejumlah stakeholder terkait di Aula Tanjung, Lantai 2, Fakultas Kedokteran Hewan (FKH), pada Selasa (27/11). Pertemuan tersebut digelar dalam upaya merespons hasil kongres PDHI sebelumnya (November 2018 di Bali) untuk memilih ketua baru untuk periode 2018 sampai 2022.

Kongres itu menghasilkan nama Ketua PDHI untuk Periode 2018–2022, yaitu Muhammad Munawaroh. Dalam kesempatan itu, Munawaroh menjelaskan kegiatan serta program-program ke depan yang menjadi prioritas PB PDHI. Hadir dalam konsolidasi tersebut sejumlah dekan Fakultas Kedokteran Hewan di Jawa Timur. Termasuk Dekan FKH UNAIR Prof., Dr., Pudji Srianto, drh., M.Kes.  Hadir pula sejumlah ketua PDHI cabang, antara lain, dari Lamongan, Mojokerto, Blitar, dan Kediri.

Wakil Dekan III Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Prof. Dr. Suwarno M.Si., Drh., saat ditemui UNAIR NEWS pada sela konsolidasi menyampaikan bahwa kegiatan konsolidasi oleh PB PDHI menjadi sinyal yang positif terhadap keberlajutan pengambangan PDHI. Hal itu ditangkap Prof Suwarno karena konsolidasi tersebut memungkinkan cabang-cabang bisa memberikan masukkan dan arah program pengembangan organisasi ke depan.

”Ini menjadi sinyal positif, adanya perhatian dari pengurus pusat kepada yang ada di cabang,” ujarnya.

Konsolidasi tersebut turut memberikan kesempatan UNAIR untuk memberikan masukkan dan saran terhadap pengembangan organisasi ke depan. Selama ini, PDHI memiliki total 52 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. Karena itu, dia menilai konsolidasi tersebut sebagai bentuk kesungguhan upaya mengembangkan PDHI, terutama keilmuan bidang kedokteran hewan di Indonesia ke depan.

Surabaya sendiri, menurut Prof Suwarno, menjadi cabang PDHI Jatim 1. Cabang itu membawahi Surabaya, Sidoarjo, Jombang, Mojokerto, dan seluruh Madura.

Yang menarik, lanjur Prof Suwarno, ketua PDHI yang terpilih tercatat sebagai mahasiswa S3 Fakultas Kedokteran Hewan UNAIR. Selain itu, dalam kepengurusan yang baru itu, Prof Suwarno terpilih sebagai ketua I PB PDHI.

”Kita (UNAIR, Red) patut berbangga, karena ketua yang terpilih, Dokter Munawaroh tercatat sebagai mahasiswa S3 UNAIR,” sebutnya.

Atas bergabungnya sejumlah guru besar UNAIR ke dalam kepengurusan, UNAIR memiliki peluang sekaligus kesempatan membuat program kolaboratif. Terutama soal program internasionalisasi yang sesuai dengan upaya mewujudkan World Class University UNAIR.

Sementara itu, dalam paparannya, Ketua Umum PB PDHI Munawaroh sesuai dengan programnya berupaya mengajak berbagai pihak dalam mengembangkan kedokteran hewan di Indonesia melalui PDHI. Dia menyebut istilah keterlibatan ADGP, yaitu akademisi, dokter, government (pihak pemerintah), dan praktisi (pebisnis).

Selain itu, fokus kepengurusannya menyasar soal program internasionalisasi dokter hewan Indonesia. Munawaroh melihat kurangnya dokter hewan Indonesia yang berkiprah di kancah internasional. Faktanya, begitu minim dokter hewan Indonesia berbicara dalam forum-forum ilmiah di luar negeri.

”Karena itu, kita akan mendorong guru besar-guru besar untuk tampil di dunia internasional. Melalui, penelitian, tulisan, dan pengabdian yang dilakukan oleh para guru besar,” ujarnya. (*)

 

Penulis: Feri Fenoria

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).