Mau lolos YSEALi-Academic Fellowship? Berikut Triknya dari Penerima

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
RENO Albra memegang sertifikat setelah menyelesaikan program YSEALI selama 5 minggu di Amerika Serikat. (Foto: Istimewa)
RENO Albra memegang sertifikat setelah menyelesaikan program YSEALI selama 5 minggu di Amerika Serikat. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Setiap kesuksesan seseorang tentu punya cerita dibaliknya. Entah itu tentang seberapa kali banyak dia harus mencoba dan seberapa lama dia harus bertahan. Setelah bercerita tentang pengalamannya mengikuti program Young South East Asia Leadership Initiative (YSEALI), Academic Fellowship- Economic Development, kali ini Reno Albra sedikit bercerita dan memberikan tips-trik tentang bagaimana dirinya bisa lolos di program itu.

Reno menjelaskan, program yang diinisiasi oleh Presiden Barack Obama untuk menjalin hubungan dengan ASEAN tersebut sangat kompetitif. Pasalnya, hingga lebih dari 1000 pendaftar, yang diterima hanya delapan orang. Selain itu, YSEALI tidak java-centric oleh karenanya distribusinya dari Aceh hingga Papua untuk delapan kursi.

”Latar belakang pendidikan pendaftar juga berbeda-beda. Ada pendaftar yang sudah lulus S2. Pengalaman pendaftar tak bisa dipandang sebelah mata. Saking semangat juangnya tinggi, ada yang mencoba hingga tujuh kali,” terang Reno.

Ada tiga yang harus dilalui untuk lolos di program itu dan menerima beasiswa penuh. Administrative screening, pembuatan essay, dan deep interview. Dalam tahap administrative screening, peserta akan mengisi pertanyaan-pertanyaan yang disajikan dan jenis pertanyaannya adalah berkenaan dengan biodata, attraction, dan essay.

Sedangkan tahap interview, beberapa menggunakan video, tapi setiap tahun bisa berbeda-beda. Interviewer akan langsung dengan pihak konjen atau kedubes dan Amerika Serikat,” ucap Reno.

Dalam interview ini, Reno mengungkapkan bahwa Interviewer akan menanyakan apa yang sudah dikerjakan sampai sekarang dan apa rencana jangka panjang mereka. Jadi, orang tidak bisa visioner terhadap dirinya akan menjadi cukup susah untuk diterima.

Hal itulah yang tampak pada seorang Reno Albra. Dia mengaku konsisten mencoba hingga lima kali sejak maba (mahasiswa baru). Meski setelah empat kali gagal mencoba dan sempat ragu mencoba yang kelima, dia tetap yakin dan berprasangka baik.

”Saya yakin bahwa Allah selalu bersama prasangka hamba-Nya. Jadilah saya mencoba yang kelima dan diterima,” tutur Head of Director komunitas Lingkar Sinergi Batch 2 itu.

Reno menerangkan bahwa pergi ke Amerika tidak dirinya pandang menjadi tujuannya. Dia melihat Amerika Serikat sebagai salah satu anak tangga yang dibutuhkan untuk mengejar impian besarnya.

Sedikit pesan Reno untuk Ksatria Airlangga lainnya. Banyak di antara mereka yang hanya ingin keluar negeri. Hanya sedikit mereka yang mengetahui mengapa mereka harus keluar negeri. Milikilah gambaran besar dalam hidup setelah itu tentukan jalan-jalan untuk menujunya.

”Bisa jadi keluar negeri adalah batu setapak yang kamu butuhkan untuk mencapai impian itu. But first, think about why,” tutur Reno  pada akhir perbincangan. (*)

 

 

Penulis: Hilmi Putra Pradana

Editor: Feri Fenoria

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).