UNAIR Gandeng Akademisi Lintas Negara Bahas Pengelolaan Wakaf

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Dari kiri: Dekan FEB UNAIR Prof Dian Agustia, Kepala Bank Indonesia Jawa Timur, dan Raditya Sukmana usai penyerahan cinderamata. (Dok. Pribadi)

UNAIR NEWS – Permasalahan sosial ekonomi seperti kemiskinan dan ketimpangan dalam perspektif Islam muncul disebabkan karena persegeseran worldview atau pandangan terhadap dunia. Untuk itu, perlu dipikirkan dasar-dasar model ekonomi yang selaras dengan keharmonisan alam, manusia, dan pasar yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadist.

Atas dasar itulah Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga menyelenggarakan konferensi internasional bertajuk International Conference on Islamic Economics, Business, and Philanthropy (ICIEBP). Konferensi dengan tema ‘Sustainability and Socio Economic Growth’ itu berlangsung Kamis (22/11) bertempat di Grand Ball Room Bank Indonesia, Surabaya.

Konferensi 2nd ICIEBP ini mengundang keynote speech di antaranya Kepala Bank Indonesia, Jawa Timur; Raditya Sukmana, SE., MA., Ph.D (Universitas Airlangga); Mohamed Asmy Mohd Thas Thaker (IIUM) Malaysia; Dr. Rose Abdullah (Universitas Islam Sultan Sharif Ali) Brunei Darussalam; Ronald Rulindo, Ph.D (Lembaga Penjamin Simpanan).

Ketua program studi ekonomi Islam UNAIR mengatakan, perkembangan islamic social finance (ISF) sangat cepat dengan bantuan teknologi. Untuk itu, diperlukan model bagaimana ISF dapat berdampak pada pembangunan ekonomi sosial yang berkelanjutan.

“Perlu model model untuk bagaimana (ISF) bisa berdampak pada sustainability untuk socio economic development. Dalam konferensi ini kami sharing tentang model-model tersebut,” terang Raditya.

Konferensi ini telah menerima 110 makalah dari berbagai negara seperti Pakistan, Taiwan, Malaysia dan Indonesia. Selain itu konferensi internasional ini sebagai forum untuk mempresentasikan dan membahas penelitian empiris serta makalah teoritis dalam berbagai topik seperti Ekonomi Islam, Filantropi Islam, Keuangan dan Perbankan Islam, Bisnis dan Kewirausahaan Islam, Keuangan Mikro Islam, Manajemen dan Kepemimpinan, Akuntansi, Ilmu Ekonomi, dan topik lain yang terkait.

Sementara itu, panitia acara yang juga ketua Pusat Pengelolaan Dana Sosial (Puspas) UNAIR Dr., Tika Widiastuti, SE., M.Si. mengatakan, konferensi ini menjadi kesempatan bertemu seluruh pegiat ekonomi Islam dari berbagai negara. Mengingat, selain sebagai PTN pertama yang membuka program studi ekonomi Islam, UNAIR juga menjadi PTN pertama di Indonesia yang mengelola dana wakaf.

“Konferensi ini untuk memperkaya referensi. Nanti seiring berjalannya waktu akan banyak diskusi produk baru terkait pengelolaan wakaf. Dari masukan konferensi ini akan menjadi dasar produk-produk baru dalam mengelola wakaf di UNAIR,” terang Tika.

Konferensi 2nd ICIEBP ini deselanggaran oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga bekerja sama dengan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), International Islamic University Malaysia (IIUM), dan Universiti Teknologi Mara, Malaysia (UiTM).

Sebelumnya, konferensi pertama tahun lalu diadakan di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung dengan tema “Rethinking Sustainability from an Islamic Perspective Transforming Economy and Societies” (*)

Penulis: Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).