Semarak Dies Natalis Sastra Indonesia dengan Pekan Bahasa dan Sastra

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Pemateri dan Panitia usai acara. (Foto: Istimewa)
Pemateri dan Panitia usai acara. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – “Pisang emas di dalam peti, dikemas rapi dikirim ke kota batu. Teman teman mahasiswa, ibu bapak dosen yang saya hormati, Assalamualaikum wr wb.” Pantun terlintas seketika sebagai pembuka dari Prof. Dr. Anang Santoso, M.Pd., pada Seminar Nasional Bahasa dan Sastra Universitas Airlangga di Ruang Siti Parwati Fakultas Ilmu Budaya, pada Jumat (09/11).

Kegiatan itu dilaksanakan untuk memperingati Dies Natalis Sastra Indonesia dalam acara PESTRA (Pekan Bahasa dan Sastra). Mengangkat tema “Kaidah Bahasa dan Katarsis dalam Karya Sastra” dengan pembicara Prof. Dr. Anang Santoso, M.Pd, guru besar Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang. Selanjutnya, Faisal Oddang ialah Sastrawan dan Indra Jayadi sebagai Pemantik.  Acara dipandu langsung oleh Moderator dari tanah Jawa ialah Rekno Wulandari Pemundi.

“Seminar ini bertujuan untuk bertukar edukasi dengan berbagai mahasiswa, khususnya mahasiwa Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Airlangga dalam memahami kaidah bahasa maupun Katarsis,” tandas Fahmi Arizki Imelda, selaku Ketua Pelaksana

Anang sapaan akrabnya menjelaskan, bahwa terdapat tiga roda dalam pembahasan kali ini yaitu, kaidah bahasa, baca satra, dan kartasis. Dan dalam kesejahteraan kajian bahasa dan satra terbagi atas, Zaman Klasik (Yunani Kuno), Abad Pertengahan (Renaissance), Periode Remantik, The Linguistic Turn.

“Terdapat penyimpangan puisi dalam bahasa sehari – hari, puisi Taufiq Ismail yaitu, dua tambah dua semoga empat. Sedangkan, dalam bahasa sehari – hari dua tambah dua sama dengan empat,” tegasnya.

Ia menuturkan, ketika dalam pembuatan puisi alangkah baiknya menghilangkan kata utama dengan keadaan sekitar yang layak untuk menggantikan  maksud puisi tersebut agar tersimpan kata tersirat untuk diterapkan.

“Kartasis (pembersihan, red) sudah tidak asing lagi dan menjadi kunci bagi mahasiswa Sastra Indonesia,” tegas Indra Jayadi, dosen Fakultas Ilmu Budaya UNAIR.

Dalam sesi tanya jawab, peserta yang mendapatkan kesempatan untuk bertanya mendapatkan buku “Payu ke Payu” dari sastrawan Faisal Oddang beserta tanda tangan dan foto bersama. Acara berakhir berpantun sejenak, kota krian gadisnya ayu – ayu, cukup sekian dan thank you.

Penulis: Rolista Dwi Oktavia

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).