Sepak bola Sebagai Penguat Nasionalisme

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Kumparan.com
Ilustrasi oleh Kumparan.com

Popularitas si kulit bundar di tanah air menjadikan branding tersendiri dalam dunia olahraga. Sepak bola membuat daya tarik magis bagi jutaan masyarakat Indonesia untuk memperoleh hiburan merakyat. Pertandingan yang di gelar dalam kompetisi nasional maupun internasional memanjakan mata publik tanah air untuk menikmati sepak bola sebagai hiburan akhir pekan. Eksistensi sepak bola tidak terlepas dari kebudayaan sekitar yang melekat pada masyarakat. Sepak bola menjadikan budaya yang tidak terpisahkan dari kehidupan kita yang heterogen dalam kesehariannya.

Masyarakat kita yang terkenal fanatik dalam dunia sepak bola membuat semakin di gandrunginya olahraga ini oleh dunia luar. Fanatik dalam mendukung klub kebanggaan sebagai representatif  atas dukungan supporter terhadap klub kesayangan yang berlaga dalam sebuah pertandingan. Sehingga budaya fanatisme muncul terhadap olahraga sepak bola yang menghasilkan perdebatan-perdebatan positif maupun negatif terjadi akibat fanatisme yang dilakukan oleh supporter.

Munculnya tindakan radikal yang terjadi pada supporter saat mendukung tim kebangaan memberikan dampak yang signifikan bagi klub yang bertanding. Adanya motivasi untuk memenangkan pertandingan menjadi hal mutlak yang diinginkan oleh supporter manapun. Dan jika tidak dibarengi dengan keinginan mendapatkan hasil yang terbaik, budaya fanatisme ternodai oleh ulah atau oknum supporter yang memprovokatori sebuah peristiwa. Timbulnya rasisme dan hal – hal yang tidak diperbolehkan dalam Law Of The Game sepak bola otomatis akan naik ke permukaaan dan dilanggar oknum supporter yang merusak suasana stadion dalam mendukung sebuah klub.

 

Fanastisme Berujung Duka atau Suka ?

Tentu fanatisme dalam mendukung tim kebanggaan sangat digencarkan oleh supporter, tidak ada aturan yang melarang supporter melakukan dukungan terhadap sebuah tim kebanggan. Fanatik dengan kreatifitas yang mempertontonkan aksi koreografi dalam mengobarkan semangat juang bertanding tim kebanggaan. Upaya tersebut menimbulkan tindakan positif antar supporter. Tetapi nilai-nilai positif tercederai dengan adanya aksi kotor yang dilakukan supporter sendiri dan merugikan kedua pihak. Fanatisme akan menjadi bumerang yang mematikan ketika perilaku tidak terpuji memakan tumbal melalui aksi-aksinya yang brutal dalam mendukung tim kesebelasan.

Sudah sekian kalinya tragedi yang terjadi karena ulah supporter memakan korban jiwa di tanah air. Haringga Sarila semoga menjadi kasus yang terakhir dalam duka kelam persepakbolaan kita, nyawa Haringga Sarila tewas di tangan fanatisme karena rivalitas kedua supporter yang egois dan buta akan perdamaian. Ketika rivalitas terjadi pada sebuah klub yang telah berlangsung lama menjadikan fanatisme dalam mendukung sebuah kesebelasan akan sangat tinggi tensi dan emosionalnya karena yang diinginkan hanya kemenangan atas rival tanpa memikiran tindakan sportif. Fanatisme menjadi penyakit akut yang dialami supporter kita dalam mendukung tim kebanggaan ketika tim tersebut melawan tim rival.

Haringga Sarila menjadi momentum sepak bola kita untuk meningkatkan perdamaian dan mengawal tindakan fair play. PSSI selaku federasi tertinggi harus berani dan tegas dalam memberantas fanatisme garis keras, hukum dan tindak pindana terhadap pelaku yang memakan korban maupun meresahkan pertandingan sepak bola harus dituntaskan.

Momentum Mengusung Perdamaian

Sepak bola kita telah mendunia melalui fanatisme dengan aksi-aksi koreografi. Tetapi fanatisme juga menjadi identitas keburukan dalam sepak bola di Indonesia. Sudah banyak kasus yang merusak pertandingan dan berujung maut, bukannya mendukung tim kebanggaan tetapi merusak keadaan. Fanatisme berujung positif hanya melalui Tim Nasional kita saat berlaga demi lambang negara dan masyarakat tanah air. Momentum Tim Nasional berlaga membawa secerca harapan untuk selalu mengkampanyekan aksi perdamaian antar supporter.

Semangat Tim Nasional Garuda dalam meraih hasil terbaik, menutup semua mata stigma terhadap fanatisme. Supporter menyatu membawa nama Garuda tanpa melakukan tindakan aksi provokator yang tidak terpuji. Peran Tim Nasional dalam setiap laga sangat vital dalam memutus rantai penyakit fanatisme. Haus akan aksi punggawa Tim Nasional membuat supporter rindu fanastisme mendukung panji Garuda. Ketika Tim Nasional berlaga, aksi-aksi fanatisme supporter kita menjadi satu tanpa memandang persoalan rivalitas antar supporter. Setiap laga dan pertandingan harus berani dan tegas dalam mengkampanyekan aksi damai. Pihak federasi harus mendukung dan mengawal aksi momentum damai antar supporter.

Berita Terkait

Rizal Andi Pratama

Rizal Andi Pratama

Mahasiswa Ilmu Sejarah Universitas Airlangga Wakil Menteri Pengabdian Masyarakat BEM FIB 2018 Kolumnis Pandit Football