Usung Ekofeminisme, Farid dan Atus Raih Juara 1 di Neo Clue 2018

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
SHULKHIATUS Syafa’ah dan Farid ketika mendapatkan Juara I di Neo Clue 2018. (Foto: Istimewa)
SHULKHIATUS Syafa’ah dan Farid (paling kiri) ketika mendapatkan Juara I di Neo Clue 2018. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Ke Makassar, dua mahasiswa Univeritas Airlangga pulang dengan membanggakan almamater. Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga Shulkhiatus Syafa’ah dan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Farid itu mendapatkan juara I pada Neo Clue 2018 (National Conference of Inclusive Economic 2018). Perlombaan pada pertengahan Oktober (17–22/10) tersebut diselenggaraka Fakuktas Ekonomi Bisnis Islam (FEBI), Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

Kedua mahasiswa yang tergabung di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Penalaran itu membawakan subtema Ekofeminisme sebagai arah baru pembangunan ekonomi berkelanjutan dan berbasis Gender pada karyanya.

Judul karya yang kami daftarkan dan dapat juara I itu ‘Asuransi Kesehatan Syariah melalui Limbah Kerang dengan Melibatkan Kaum Perempuan sebagai Promotor Utama’. Kami mengutamakan isu ekofeminisme pada karya ini,” terang Farid.

Konsep ekofeminisme merupakan konsep yang dibawa Vandana Shifa. Konsep tersebut mengaitkan hubungan antara alam dan perempuan. Titik fokusnya itu menyatakan bahwa kerusakan yang terjadi pada alam adalah akibat dari penindasan yang dilakukan kepada perempuan.

Farid menceritakan bahwa ide yang dibawakan bersama ini didasari oleh masalah pemberdayaan masyarakat perempuan yang ada di pesisir. ”Di pesisir, pantai masih banyak perempuan yang belum diberdayakan. Ide kami memberdayakan mereka melalui asuransi kerang syariah yang kami rencanakan,” terang Farid.

Ide mereka lebih menekankan pada peran perempuan dalam mengelola lingkungan. Peran perempuan di sini sebagai pengolah limbah yang ada di pesisir.

Ide yang mereka ungkapkan menuai sambutan baik dari juri, terutama pada pemberdayaan masyarakat perempuan tersebut. Hal itu dapat dilihat juga dari hasil penilaian juri yang ditampilkan karena kesesuaian tema dan ide yang berbeda dari lainnya.

”Nilai yang kami dapat, juara I sebesar 210 poin, sedangkan juara II berbeda jauh, yaitu 165 poin,” ungkap Farid.

Farid juga mengakui bahwa persiapan juga tidak cukup panjang. Mereka berdua hanya melakukan persiapan setelah UTS dengan sama-sama punya jabatan penting di organisasi.

”Senang sekali, tak hanya dapat juara I. Ide kami juga dapat masukan dari juri,” ucap Farid.

Tak berhenti hanya sampai di sini, Farid telah berencana mengikuti lomba lagi di UNHAS Makassar 1–4 November. Harapannya, apa yang dia dan temanya lakukan dapat membawa yang terbaik dan mengharumkan nama almamater. (*)

 

Penulis: Hilmi Putra Pradana

Editor: Feri Fenoria

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).