4 Mahasiswa Kimia Harumkan UNAIR dengan Ekstrak Kemangi di Malaysia

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
EMPAT mahasiswa kimia memamerkan karyanya saat acara INIIC. (Foto: Istimewa)
EMPAT mahasiswa kimia memamerkan karyanya saat acara INIIC. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Empat orang mahasiswa kimia Universitas Airlangga sabet dua penghargaan dalam ajang Internasional INIIC (International Invention and Inovative Competition) dengan dua karya yang diikutsertakan. Mahasiswa tersebut adalah Melly Octaviany, Nisa’ur Rosyidah, Wahyu Dwi Novita Sari, dan Hanifah Puspita Sari.

Karya pertama mereka, yaitu B-FRESS, mendapatkan penghargaan silver dan karya kedua, SEBA MASK, dan mendapat bronze. Perlombaan yang dilaksanakan pada pertengahan Oktober (19–23/10) dengan puncaknya pada Sabtu (20/18) itu bertempat di Langkawi, Malaysia. Perlombaan tersebut terbagi menjadi tiga kategori. Tim UNAIR mendapatkan kedua penghargaan tersebut pada kategori B (Higher Institution Student) atau mahasiswa.

”Kami mengikuti yang kategori B. Cakupan pesertanya seluruh mahasiswa tingkat internasional,” ucap Melly Oktaviany, salah seorang anggota, mahasiswa kimia angkatan 2016.

Ketika ditanya lebih jauh tentang karya yang diikutkan lomba, Melly menerangkan bahwa B-FRESS (Body Fragrance Spray Anti-Stress) From The Extraction Of The Basil Plant (Ocimum sanctum L.) As The Accessibility Of The Community In Lowering The Level Of Stress merupakan produk berupa spray untuk menurunkan tingkat stres dari ekstrak daun kemangi dan aromaterapi. ”Sedangkan, karya kedua kami, SEBA MASK (Seaweed Basil Mask), masker peel off dari rumput laut dan ekstrak kemangi untuk hilangkan masalah pada kulit wajah,” terang Melly.

Mereka memberikan variasi pada produknya dengan berbagai rasa. B-FRESS punya empat varian, kopi, min, jasmin, dan cokelat. Kalau SEBA MASK, ada tiga varian rasa, lemon, madu, dan cokelat. Melly mengaku sempat menghadapi kesulitan dalam proses penelitian.

Di mana empat mahasiswa kimia itu hanya memiliki dana yang terbatas serta harus mencari pelarut yang cocok untuk memaksimalkan hasil produk. Proses penelitian tersebut berlangsung dua bulan hingga produk itu dipresentasikan dan dipublikasikan melalui lokakarya di Malaysia.

”Proses penelitian ini salah satunya mencari tanaman khas Indonesia, tapi kurang diminati oleh masyarakat. Keberadaannya yang melimpah dapat menjadi potensi keberlanjutan produk yang besar,” tutur Melly.

Setelah mendapatkan penghargaan tersebut, Melly menjelaskan bahwa penghargan itu diharapkan menjadi motivasi teman-teman yang lain. Serta, mereka ingin mengajak lainnya untuk mengikuti lomba sejenis pada peluang yang lain.

”Semoga hasil karya kami tidak hanya sampai disini. Tapi dapat dikomersialkan sehingga manfaatnya dapat sampai di ranah masyarakat,” ungkap Melly.

 

 

Penulis: Hilmi Putra Pradana

Editor: Feri Fenoria

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).