Kembangkan Kurikulum Pendidikan Anak Tunagrahita, Tiga Mahasiswa Psikologi Raih Juara II LKTI

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Krisna Mukti Prabowo, Candra Kusumawati dan Rosyta Nur Azizah berhasil raih juara II Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional yang diselenggarakan di Universitas Negeri Malang. (Dok. Istimewa)

UNAIR NEWS –  Tiga mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (UNAIR) berhasil raih juara II Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional bertajuk Social Article Competition (SCARCE) yang diselenggarakan Universitas Negeri Malang pada Kamis (11/10).  Usai dinyatakan lolos seleksi paper pada Sabtu (6/10), tim yang beranggotakan Krisna Mukti Prabowo, Candra Kusumawati, dan Rosyta Nur Azizah tersebut, berhasil melaju ke tahap presentasi.

Mereka menyusun karya tulis ilmiah yang berjudul, SINTAC (Sensory Integration Activity) sebagai Media Peningkatan SWISS (Spelling and Writing Skills) bagi Murid Tunagrahita.

Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar Negeri  4 Krebet, sebuah institusi pendidikan inklusi yang berada di Kecamatan Jambon, Kabupaten Ponorogo.

Krisna, selaku ketua tim menerangkan, latar belakang masalah dari penelitian yang mereka angkat  adalah belum adanya tenaga pengajar yang memiliki kompetensi khusus untuk mendampingi proses pembelajaran siswa tunagrahita di sekolah tersebut. Bahkan, terdapat beberapa siswa yang belum  mengenal huruf dengan baik, meski telah menginjak kelas 4-5 SD.

“Guru di sana belum ada yang memiliki latar pendidikan luar biasa maupun psikologi, sehingga pengembangan media pembelajaran khusus bagi murid tunagrahita tidak ada. Hal ini, pastinya akan menghambat kegiatan akademik mereka di sekolah,” terangnya.

Ia mengatakan, penelitian tersebut bertujuan untuk menyusun modul pembelajaran yang dapat digunakan bagi guru-guru di sana secara mandiri, tanpa harus dilakukan pendampingan terus menerus ke depannya.

“Kami ingin penelitian ini bermanfaat bagi pendidikan inklusi. Hitung-hitung, selain penelitian, juga ada unsur pengabdian,” imbuhnya.

Gayung bersambut, modul yang mereka usulkan mendapat apresiasi dan respon positif dari pihak sekolah. Dalam implementasinya, terdapat tujuh aktivitas yang dirancang untuk membantu siswa tunagrahita mengenal huruf abjad dan angka. Diantaranya, temukan harta karun, fragmen, kartu cerdas, jembatan pesan, warna, mikro lego, dan finger painting.

Adanya modul tersebut diharapkan dapat meningkatkan kemampuan sensor integrasi pada anak tunagrahita, yang diperlukan dalam proses membaca dan menulis. Selain itu, modul juga dapat membantu guru untuk memberikan cara pengajaran yang sesuai dengan daya tangkap murid tunagrahita.

“Kami memberikan pendampingan terlebih dahulu untuk edukasi dan praktik modul. Setelah guru-guru di sana sudah menguasai peta konsep dan praktik, kami melakukan hibah modul,” lanjut Krisna.

Krisna mengungkapkan, saat ini, modul yang dicanangkan timnya telah diaplikasikan secara mandiri oleh pihak sekolah SDN 4 Krebet. Terlebih, modul tersebut juga dipublikasikan melalui forum-forum Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di wilayah setempat.

Sementara itu, Rosyta Nur Azizah menambahkan, karya tulis tersebut merupakan kelanjutan dari karya PKM yang mereka susun beberapa waktu lalu. Meski belum lolos untuk didanai Kemenristekdikti, mereka mengambil insiatif untuk mengembangkan dan memperbaiki gagasan program untuk diajukan pada ajang karya tulis ilmiah lainnya.

Ikhtiar Krisna dan kawan-kawan membuahkan hasil. Inovasi yang mereka suguhkan tak hanya berhasil mengantar tim membawa pulang piala kejuaraan, namun juga sukses memberi kontribusi nyata bagi kurikulum pendidikan anak berkebutuhan khusus di Indonesia. (*)

Penulis : Zanna Afia Deswari

Editor: Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).