Tere Liye Bagi Tips Menulis untuk Mahasiswa UNAIR Banyuwangi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Penulis best seller Tere Liye berbagi tips menulis di PSDKU UNAIR Banyuwangi, Minggu (30/9). (Foto: Siti Mufaidah)

UNAIR NEWS – Tingkatkan ketrampilan menulis, Keluarga Mahasiswa (KM) PSDKU Universitas Airlangga di Banyuwangi menyelenggarakan workshop kepenulisan bersama penulis Tere Liye, Minggu (30/9). Kegiatan tersebut berhasil menarik 650 peserta dari pulau Jawa maupun dari luar Jawa, berlokasi di gedung serbaguna Kampus Sobo UNAIR Banyuwangi.

Muhammad Bayu Alfian, ketua keluarga mahasiswa mengaku tidak menyangka peserta acara akan membludak. Acaranya memang gratis, cukup mendaftar via online saja. KM PSDKU bekerjasama dengan Gramedia Mediatama untuk menghadirkan Tere Liye dalam acara ini.

“Beberapa karya novelnya selalu meraih gelar best seller. Karya-karya novelnya memang sangat populer, beberapa judulnya yaitu Hujan, Bumi, Bulan, Bintang, Matahari, Komet, dan masih banyak lainnya,” ujar Bayu.

Pada kegiatan workshop itu, Darwis, nama asli dari Tere Liye, menuturkan empat tips untuk dapat menulis dengan baik. Pertama, topik tulisan sejatinya bisa apa saja. Tapi penulis yang baik selalu menemukan sudut pandang yang spesial.

Pada tips pertama ini, Darwis meminta agar peserta menuliskan satu paragraf dari kata ‘Hitam’. Namun, kebanyakan peserta hanya menggambarkan hitam sebagai warna.

“Sudut pandang yang berbeda bisa jadi sangat sederhana. Misalnya, seorang anak pernah menuliskan seperti ini, “Hitam selalu terlambat ke sekolah, terlambat untuk sholat, terlambat untuk bangun dan pemalas. Hitam tidak disukai oleh teman-temannya dan akhirnya hitam diusir. Sejak itulah pelangi tidak lagi memiliki warna hitam”. Simpel, bukan?,” ujar Darwis.

Kedua, penulis yang baik selalu punya amunisi, tidak punya amunisi maka tidak bisa menulis. Kalau ingin jadi seorang penulis, lanjut Darwis, harus banyak baca, cari sebanyak mungkin pengalaman, dan banyak berjumpa dengan berbagai macam orang di tempat lain.

“Seharusnya seusia kalian sudah melalang buana. Bukan untuk posting foto saja, tapi harus menambah puzzle informasi di otak. Misalnya kalau ke Indomart tanya produk apa yang paling laris. Siapa tau kalian butuh informasi itu dimasa mendatang. Begitupun bila berkunjung ke tempat lainnya. Gali info sebanyak mungkin buat nambah puzzle informasi di otak kalian,” tutur Darwis.

Ketiga, kalimat pertama adalah mudah, gaya bahasa adalah kebiasaan, dan menyelesaikan lebih gampang lagi.

“Siapa yang tahu bahwa sebenarnya beberapa tulisan novel saya itu sebenarnya belum selesai. Tapi ketika sudah tak ada ide lagi, saya lebih memilih menulis tamat. Kenapa harus bingung?” tambah Darwis.

Keempat, mood jelek adalah anugrah. Namun selalu mood jelek adalah masalah. “Bisa jadi kadang mood kita lagi jelek jadi ketika nulis mau dipaksakan juga gabisa muncul idenya. Saat mood jelek tulis saja satu huruf nggak papa. Besok tambahin lagi satu huruf. Tiga-empat hari, setelah hari ke tujuh sudah mulai mood membaik? Mulailah menulis!”

Tips terakhir, latihan, latihan dan latihan. “Di awal tulis apa saja sesukamu. Terus latihan, baca lagi, hapus yang tidak penting pas diawal tadi, mungkin masih acak-acakan. Tulis saja, nanti lama-lama akan terlihat bentuk tulisanmu,” pungkasnya. (*)

Penulis : Siti Mufaidah

Editor : Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).